Seni ukir merupakan warisan leluhur yang wajib kita jaga dan lestarikan keberadaannya. Diperkirakan seni ukir di Indonesia sudah ada sejak zaman batu muda. Seni ini mulanya dibuat sebagai persembahan untuk para arwah sesuai dengan kepercayaan. Kemudian pada masa berikutnya seni ukir dibentuk pada perabotan rumah tangga untuk menghias penampilannya. Motif ukiran biasanya terinspirasi oleh flora dan fauna khas Nusantara.
Salah satu alat yang paling penting digunakan untuk membuat ukiran ialah pahat. Pahat ini memiliki ujung yang tajam pada salah satunya, sedangkan ujung yang lain tumpul. Kegunaan bagian ujung yang tajam yaitu untuk menoreh/mengikis kayu dengan bentuk tertentu. Sementara bagian ujung yang tumpul berfungsi sebagai tumpuan dari pukulan palu.
Berdasarkan bentuknya, terdapat empat jenis pahat antara lain :
- Pahat penyiku adalah pahat yang memiliki ujung berbentuk melengkung. Pahat ini biasa dipakai untuk membentuk motif lengkungan seperti lingkaran, daun, bunga, wajah, dan lain-lain.
- Pahat penyilat adalah pahat yang ujungnya mempunyai bentuk lurus. Anda bisa memanfaatkan pahat ini untuk membuat pola tegak lurus seperti garis, kotak, pagar, dan sebagainya. Seni ukir khas suku Asmat banyak menggunakan pahat penyilat.
- Pahat kol adalah pahat yang berbentuk melengkung dan ujungnya cekung. Pahat ini dapat digunakan untuk membentuk cekungan sehingga timbul kesan tiga dimensi.
- Pahat pongot adalah pahat yang mempunyai bentuk menyudut ke arah kanan dan kiri. Fungsi utamanya ialah membersihkan/merapikan bagian sudut-sudut ukiran yang telah dibentuk memakai pahat yang lain.
Ada beberapa teknik yang bisa dilakukan untuk membuat suatu seni ukiran yang bagus, terutama untuk diterapkan kepada bahan kayu. Di antaranya yaitu :
Teknik I. Carving
Carving kurang lebih artinya mengukir untuk membentuk karya seni tiga dimensi pada permukaan kayu yang datar. Alat-alat yang dipakai seperti pahat, palu, dan pisau ukir. Mula-mula pengrajin akan menggambar pola sketsa pada sebidang kayu terlebih dahulu. Selanjutnya pengrajin akan mengukir kayu sesuai desain sketsa dengan membentuk beberapa cekungan hingga gambar menjadi timbul menyerupai relief.
Teknik II. Chip Carving
Teknik chip carving ini pada dasarnya sama seperti teknik carving di atas. Hanya saja teknik chip carving lumrahnya diaplikasikan pada potongan-potongan kayu yang berukuran besar. Misalnya jika Anda ingin membuat ukiran pada bagian tunggul pohon, maka pas sekali menerapkan teknik yang satu ini. Perbedaan lainnya yakni peralatan yang digunakan dalam teknik chip carving juga berukuran lebih besar seperti kapak, palu bogem, dan pahat besar. Patung yang terbuat dari kayu biasanya dibentuk dengan teknik ini.
Teknik III. Kerik
Kerik atau mengerik merupakan teknik khas yang dimiliki oleh leluhur bangsa kita dalam membuat ukiran kayu. Keunikan dari teknik ini adalah peralatan yang digunakan sangat sederhana yakni berupa sepotong kayu dan pisau ukir. Teknik kerik mampu melahirkan karya seni ukir dengan detail yang rumit sekali. Semakin kecil ukuran pisau ukir yang digunakan, semakin indah pula ukiran yang terbentuk. Karena minimnya alat-alat yang dipakai, sudah dapat dipastikan kalau teknik kerik ini sangat sulit diaplikasikan.
Teknik IV. Burning
Sebenarnya pembakaran hanya digunakan sebagai finishing untuk memperindah hasil ukiran yang dibuat. Warna kayu yang telah dibakar akan menghitam di ujung ukirannya. Hal ini akan membuat bentuk ukiran tersebut semakin terlihat jelas dan nyata. Namun beberapa pengrajin yang out of the box juga kerap memakai metode ini untuk membentuk suatu pola ukiran yang berbentuk abstrak. Mungkin Anda juga tertarik untuk melakukannya?