Cara Membuat Ruang Bawah Tanah Sederhana & Bertahap di Rumah Sendiri

Ruang bawah tanah (basement) adalah bagian yang tak terpisahkan dari sebuah rumah, khususnya rumah yang mengusung desain Amerika atau Eropa. Pembuatan ruangan ini tentu memerlukan proses penggalian di tahap awal pembuatan bangunan tersebut. Kebanyakan basement dibuat dengan ukuran yang sesuai dengan luas tanah secara keseluruhan.

Beberapa fungsi dari ruang bawah tanah (basement) antara lain :

  • Penyeimbang bangunan di atasnya
  • Tempat parkir kendaraan
  • Ruang privasi untuk keluarga
  • Ruang pendukung dari ruangan yang lain

Dalam proses pembangunannya, Anda mungkin akan menghadapi sejumlah permasalahan seperti keharusan membuat galian semakin dalam sehingga membutuhkan dinding penahan tanah yang sangat kokoh, kondisi tanah yang terlalu lembek akan menambah beban bangunan dan menyulitkan pemasangan angkur tanah, diperlukan pekerjaan pengurasan air yang lebih dalam, adanya perbedaan sifat tanah, serta terganggunya keseimbangan efektif tanah akibat permukaan air yang menurun.

Di bawah ini merupakan langkah-langkah dalam proses pembuatan ruang bawah tanah :

  1. Buatlah galian tanah dengan kedalaman sekitar 3-4 m. Sedangkan ukuran panjang dan lebarnya perlu disesuaikan dengan luas bidang tanah yang Anda miliki. Pastikan jarak antara dasar galian dan permukaan air tanah lebih dari 2 m. Jika kurang dari ukuran ini, maka Anda membutuhkan pompa air untuk menurunkan muka air. Hal ini tentu kurang ideal lagi untuk diterapkan pada bangunan yang digunakan secara pribadi.
  2. Setelah Anda selesai mengerjakan penggalian tanah, tahap selanjutnya ialah melaksanakan pekerjaan struktur. Di sini Anda perlu membongkar lumpur betonite yang berada di sepanjang tinggi kolom. Setelah itu, bagilah luasnya menjadi empat bagian.Proses pembesian yang berfungsi sebagai kolom bangunan dapat dimasukkan ke lubang bekas pengeboran yang sudah digali sebelumnya.
  3. Padatkan permukaan tanah,kemudian ratakan juga permukaannya untuk mempermudah proses pemasangan tripleks. Sebelum digunakan, tripleks-tripleks tersebut harus diolesi dengan solar atau oli bekas supaya lebih awet. Anda juga bisa menggunakan tripleks yang sudah dilapisi dengan bahan melamin sehingga permukaannya lebih licin. Dengan begini, pemasangan dan pembongkaran tripleks sebagai bekisting pun menjadi lebih mudah.
  4. Tahap berikutnya ialah meratakan permukaan tanah di dalam galian menggunakan pasir urug dengan ketebalan yang berkisar antara 3-5 cm. Barulah kemudian dibuat lantai kerja di atas lapisan pasir urug tadi.
  5. Di dalam proses pengerjaan lantai basement, Anda wajib memperhatikan garis sempedannya. Perlu diketahui, garis sempedan pada ruang bawah tanah akan selalu lebih maju daripada garis sempedan bangunan. Posisi garis sempedan ini juga berdekatan dengan garis sempedan pagar.
  6. Dinding ruang bawah tanah tidak boleh dibuat berhimpitan langsung dengan dinding di sekitarnya. Alasan utamanya adalah tingkat kekuatan konstruksi bangunan tersebut akan berkurang. Apabila terpaksa, Anda bisa memanfaatkan sheet pile yang terbuat dari baja/beton. Jadi sheet pile ini akan berperan sebagai dinding penahan.
  7. Dinding untuk ruang bawah tanah sebaiknya juga dibekali dengan kemampuan menahan air tanah. Jadi ketebalan minimal dinding yang dianjurkan sekitar 15-20 cm. Selain itu, lengkapi dinding tersebut dengan bahan yang bersifat waterproofing agar tidak terjadi rembesan air yang dapat menyebabkan kelembaban ruangan.
  8. Mengingat posisi kedudukan ruang bawah tanah mungkin akan lebih rendah dari saluran pembuangan air di sekitar rumah, maka Anda harus cerdik dalam mengakalinya. Pilihan yang pertama adalah membuat septic tank mandiri yang berada tepat di bawah lantai basement. Sedangkan yang kedua adalah membuat sistem pompa air yang mampu menaikkan air buangan hingga dapat mencapai saluran air umum.