Jenis tanah yang ada di Indonesia sangat beranekaragam. Di antaranya meliputi tanah vulkanis,tanah organosol, tanah litosol, tanah podzol, tanah laterit, tanah mergel, dan tanah terarosa. Faktanya, tanah-tanah tersebut tersebar di seluruh wilayah Nusantara secara acak.
Ciri-ciri jenis-jenis tanah yang ada di Indonesia umumnya memiliki banyak kandungan unsur hara dan air. Struktur tanahnya pun bagus dengan bentuk butiran-butiran yang tidak terlalu renggang dan tidak terlalu padat. Selain itu, kekhasan dari tanah di sini juga mengandung garam mineral dalam jumlah yang cukup melimpah.
Di bawah ini daftar jenis-jenis tanah di Indonesia beserta penjelasan ciri-cirinya khas dari Arafuru selengkapnya yang bisa Anda pelajari dengan baik!
1. Tanah Vulkanis
Pada dasarnya, tanah vulkanis berasal dari gunung berapi. Terdapat tiga macam tanah vulkanis yaitu tanah andosol, tanah regosol, dan tanah aluvial. Tanah andosol terbentuk dari proses pelapukan abu vulkanis. Ciri-cirinya yaitu berwarna kelabu kekuningan, rawan mengalami erosi, dan sangat subur.
Tanah regosol adalah tanah yang terbentuk dari endapan abu vulkanis yang berbentuk kasar. Karakteristiknya antara lain butirannya kasar, berwarna kelabu sampai kuning, dan tidak begitu subur. Sedangkan tanah aluvial merupakan tanah yang terbentuk dari erosi lumpur dan pasir di dataran rendah. Tanah aluvial memiliki warna kelabu dan rentan terhadap erosi.
2. Tanah Organosol
Tanah organosol tercipta dari proses pembusukan bahan-bahan organik sehingga bersifat sangat subur. Tanah ini bisa dikelompokkan menjadi dua macam yakni tanah humus dan tanah gambut. Tanah humus berasal dari pembusukan bahan organik dengan karakteristik berkelir kehitaman, gampang basah, dan sangat subur. Sementara itu, tanah gambut terbuat dari pembusukan bahan-bahan organik dan terletak di daerah yang tergenangi air. Ciri-cirinya yaitu mengandung pH yang rendah, kandungan unsur haranya rendah, dan tidak subur.
3. Tanah Litosol
Pembentukan tanah litosol disebabkan oleh proses pelapukan dari batuan beku dan batuan sedimen yang masih baru. Oleh karena itu, tanah ini memiliki butiran-butiran yang berukuran cukup besar dan relatif kasar. Ciri-ciri tanah litosol antara lain mengandung pasir, tidak bertekstur lembut, warnanya sesuai dengan batuan yang membentuknya, kebanyakan berupa kerikil, dan tingkat kesuburannya bervariasi.
4. Tanah Podzol
Tanah podzol biasanya mendominasi daerah-daerah yang memiliki temperatur rendah dengan curah hujan yang tinggi. Tanah ini cukup bagus dimanfaatkan sebagai lahan bercocok tanam tumbuhan-tumbuhan palawija. Kekhasan dari tanah podzol mempunyai warna yang pucat, mengandung pasir kuarsa, bersifat asam, peka terhadap erosi, serta kurang subur.
5. Tanah Laterit
Tanah laterit terbentuk dari suatu tanah yang mengalami proses pencucian oleh air hujan sehingga kandungan haranya menghilang. Ciri-ciri tanah laterit di antaranya berwarna cokelat kemerah-merahan dan bersifat kurang subur. Walaupun begitu, tanah ini masih bisa ditanami tumbuh-tumbuhan.
6. Tanah Mergel
Kapur, pasir, dan tanah liat yang tercampur karena air hujan mengakibatkan terbentuknya tanah mergel. Tanah ini memiliki tingkat kesuburan yang rendah sekali sehingga kurang begitu disukai untuk diolah menjadi lahan pertanian. Namun beberapa petani juga ada yang menggunakannya untuk memelihara pohon jati.
7. Tanah Terarosa
Ada dua macam tanah terarosa di Indonesia yaitu tanah renzina dan tanah mediteran. Tanah renzina terbentuk dari pelapukan batuan kapur oleh air hujan. Ciri-cirinya yaitu berwarna putih hingga kelabu dan mengandung sedikit unsur hara. Sedangkan tanah mediteran adalah tanah yang terbentuk dari batuan kapur keras dan sedimen dengan karakteristik berwarna putih kecoklatan, strukturnya keras, dan tidak subur.