Mengenal 4 Metode Perbaikan Tanah Lunak untuk Meningkatkan Kekuatannya

Tujuan utama dari perbaikan tanah bukan lain adalah meningkatkan daya dukungnya sehingga tanah tersebut memiliki karakteristik yang kuat untuk menahan beban konstruksi bangunan yang berada di atasnya. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam memperbaiki tanah di antaranya efisiensi waktu, penghemata biaya, dan faktor-faktor situasional yang lainnya.

Paling tidak terdapat empat metode yang bisa diterapkan untuk memperbaiki struktur tanah yang lunak, yaitu geotekstil, vertical drain, corduroy, dan tiang pancang. Kami akan mencoba menjelaskan pengertian dari masing-masing metode tersebut beserta kelebihan dan kekurangannya.

Metode 1 : Geotekstil

Perlu diketahui, geotekstil berwujud lembaran sintetis yang tipis, fleksibel, dan permeable. Biasanya geotekstil ini dimanfaatkan untuk membuat tanah menjadi lebih stabil. Kegunaannya yang lainnya, geotekstil kerap dipakai pula untuk memperkuat tanah yang lunak, menahan beban yang besar, memisahkan lapisan pelindung, dan meningkatkan kekuatan timbunan tanah. Kelebihan dari metode ini yaitu pengerjaannya yang memakan waktu relatif singkat dan biaya yang harus dikeluarkan pun lebih murah daripada penimbunan tanah secara konvensional.

Metode 2 : Vertical Drain

Suatu tanah bisa dibilang sebagai tanah lunak manakala tanah tersebut mempunyai rongga-rongga kapiler yang sangat kecil sehingga proses konsolidasi ketika tanah diberikan beban pun membutuhkan waktu yang relatif panjang. Oleh karena itu, vertical drain yang berupa stone column dibangun untuk mempercepat pengeluaran air dari dalam tanah. Prinsip kerjanya ialah mengeluarkan air yang terkandung di dalam tanah melalui vertical drain yang sudah terpasang. Agar hasilnya lebih maksimal, pemasangan vertical drain biasanya dipadukan dengan pekerjaan pre-load seperti penimbunan tanah supaya air semakin cepat tertekan keluar akibat tanah menerima beban yang besar.

Metode 3 : Cerucuk Bamboo/Corduroy

Perbaikan tanah dengan metode cerucuk bamboo/corduroy dilakukan dengan meletakkan bantalan sedemikian rupa sehingga tanah yang dihamparkan tidak tercampur dengan tanah asli yang terletak di bawahnya. Dengan demikian tanah timbunan tersebut akan membentuk suatu lapisan kesatuan yang berada di atas tanah yang asli, sekilas mirip seperti pontoon yang mengapung di atas permukaan air. Adapun bahan baku yang lumrah digunakan untuk membuat bantalan tersebut adalah bamboo (cerucuk) dan corduroy (kayu gelonggongan).

Metode 4 : Tiang Pancang

Pelaksanaan metode tiang pancang untuk memperbaiki tanah yang lunak dilakukan dengan mengaplikasikan bore pile atau PC spun pile. Jadi, konstruksi bangunan yang akan didirikan di atas tanah ini tidak bertumpu langsung pada tanah yang lunak, melainkan bertopang pada lapisan tanah keras yang terletak di bawahnya. Pada praktiknya, kendala utama yang wajib diperhatikan dalam penerapan metode tiang pacang yakni risiko terjadinya negative skin friction. Untuk mendapatkan informasi yang detail mengenai tiang pancang, Anda bisa mempelajarinya secara lengkap di sini.

Lantas dari keempat metode perbaikan tanah di atas, manakah yang paling bagus? Jawabannya tidak pasti. Sebab suatu upaya memperbaiki struktur tanah harus disesuaikan dengan kondisi tanah tersebut. Misalnya jika tanah A cocok diperbaiki dengan metode geotekstil, belum tentu tanah B dan tanah C juga akan memberikan hasil yang optimal bila diperbaiki memakai metode yang sama. Guna mengetahui kondisi tanah di suatu tempat pelaksanaan proyek, Anda wajib melakukan penelitian terlebih dahulu di laboratorium yang sesuai.