5 Perbedaan Perkerasan Kaku dan Perkerasan Lentur, Beserta Perbandingannya!

Perkerasan kaku dan perkerasan lentur merupakan ragam dari perkerasan jalan. Keduanya sama-sama terbuat dari agregat dan pengikat yang dicampur secara merata. Adapun bahan agregat yang dimaksud biasanya berupa batu pecah, batu belah, atau batu kali. Sedangkan bahan pengikat yang umum digunakan antara lain tanah liat, aspal, atau semen. Perkerasan jalan dapat dibagi menjadi dua macam menurut bahan pengikatnya yaitu perkerasan kaku dan perkerasan lentur.

perbedaan perkerasan kaku

Marilah kita mencari tahu lebih mendalam tentang kedua macam perkerasan jalan tersebut beserta perbedaan lengkapnya!

PERKERASAN KAKU

perbandingan jalan beton

Perkerasan kaku (Rigid Pavement) adalah perkerasan jalan yang memanfaatkan semen sebagai bahan pengikatnya. Karena sifat semen yang kaku, itulah kenapa ini dinamakan sebagai perkerasan kaku. Lapisan-lapisan yang membentuk perkerasan ini terdiri dari lapisan pondasi bawah, lapisan pelat beton, dan lapisan permukaan. Prinsip kerjanya yaitu beban yang mengenai lapisan permukaan bakal diteruskan ke bawah melalui lapisan pelat beton, kemudian ke lapisan pondasi bawah, hingga menuju ke lapisan tanah yang keras.

PERKERASAN LENTUR

lapisan perkerasan jalan aspal

Perkerasan lentur (Flexible Pavement) ialah perkerasan jalan yang menggunakan bahan pengikat berupa aspal. Perlu diketahui, aspal merupakan material yang bersifat lentur terutama ketika terkena panas. Oleh karena itulah, pelaksanaan pembuatan jalan aspal harus dikerjakan dengan memakai aspal yang bersuhu tinggi hingga mencapai lebih dari 100 derajat celcius. Struktur lapisan-lapisan perkerasan jalan aspal terdiri atas lapisan tanah dasar, lapisan pondasi bawah, lapisan pondasi atas, dan lapisan permukaan.

PERBEDAAN

metode pembuatan jalan beton

Di bawah ini perbedaan-perbedaan antara perkerasan kaku dan perkerasan lentur versi Arafuru, di antaranya :

  1. Bahan pengikat untuk membuat perkerasan kaku berupa semen. Sedangkan perkerasan lentur menggunakan aspal sebagai bahan pengikatnya.
  2. Akibat dari repetisi beban, perkerasan kaku mengalami retak-retak pada bagian permukaannya. Sementara pada perkerasan lentur akan timbul lendutan (rutting) di sepanjang jalur roda kendaraan.
  3. Penurunan tanah dasar pada perkerasan kaku bersifat sebagai balok di atas perletakan. Sebaliknya pada perkerasan lentur akan menyebabkan permukaan jalan bergelombang mengikuti tanah dasar.
  4. Jika temperatur udara berubah, modulus kekakuan pada perkerasan kaku tidak berubah, tetapi modulus kekakuan pada perkerasan lentur ikut berubah.
  5. Begitu pula dengan tingkat tegangan dalam yang timbul ketika suhu udara berubah. Perubahan tegangan dalam yang terjadi pada perkerasan kaku cukup besar, namun perkerasan lentur hanya timbul tegangan dalam yang kecil.