Saat ini struktur rangka atap bangunan dapat dibuat dari material baja ringan dan kayu. Tentu saja, kedua material ini memiliki kelebihan dan kekurangannya tersendiri. Penasaran kan tentang mutu dan kualitasnya masing-masing? Bagaimana kalau sekarang kita membandingkan antara baja ringan dan kayu sebagai bahan pembentuk rangka atap? Mari kita bandingkan kedua material tersebut secara bersama-sama!
Pengertian
Baja ringan adalah bahan bangunan yang terbuat dari baja yang dicampur karbon, mangan, silikon, dan tembaga. Bentuk material ini berupa lembaran pelat yang dibentuk sedemikian rupa oleh pabrik pembuatnya. Walaupun bobotnya cukup ringan, daya tahan material ini sangatlah kokoh mencapai G-550 Mpa.
Sementara itu, kayu telah lama dikenal sebagai bahan bangunan yang dapat diandalkan lantaran mempunyai tingkat kekuatan yang sangat baik. Bahkan nenek moyang kita terbiasa menggunakannya sebagai bahan pembuat rumah, termasuk memanfaatkan berbagai jenis-jenis kayu untuk membangun rangka atap. Namun keberadaan pohon yang semakin jarang membuat persediaan kayu semakin langka, sehingga harga kayu sekarang pun amatlah mahal.
Berbicara mengenai perbandingan antara rangka atap dari baja ringan dengan kayu, kita harus melihatnya dari beragam faktor. Di antaranya yaitu sifat, karakteristik, spesifikasi, ketersediaan, kemudahan, kekuatan, dan keawetannya. Simak perbandingan antara kedua bahan bangunan tersebut berikut ini!
1. Keramahan Terhadap Lingkungan
Baik kayu maupun baja ringan sebenarnya sama-sama bersifat ramah lingkungan asalkan dikelola dengan benar. Proses produksi kayu harus tetap memperhatikan kelestarian alam dengan menerapkan penanaman kembali dan tebang pilih tanaman. Begitu pula dalam penambangan bijih besi wajib dilakukan sesuai prosedur. Baja ringan bekas pakai juga sebaiknya tidak dibuang begitu saja, melainkan diolah kembali menjadi produk baru.
2. Spesifikasi Bahan
Proses pembuatan baja ringan seluruhnya dilakukan di lingkungan pabrik. Oleh karena itu, spesifikasi material ini terkontrol dengan baik. Produksinya juga dilakukan dengan memperhatikan standarisasi yang berlaku. Di lain sisi, ada kayu yang masih diolah menggunakan metode tradisional dan ada pula yang sudah menerapkan teknik pemrosesan secara modern. Meski tetap tidak bisa diseragamkan, kualitas kayu modern lebih mudah diketahui dengan jelas.
3. Ketersediaan di Pasaran
Kayu merupakan produk alami yang dapat mudah ditemukan di pasaran Indonesia. Bisa dikatakan kayu tersedia di hampir seluruh pelosok negeri ini. Tetapi distribusi baja ringan masih terbatas di kota-kota besar saja. Selain karena materialnya yang terbatas dan tergolong baru, mayoritas penduduk desa masih lebih memilih rangka atap kayu karena sudah memiliki pengalaman dengannya.
4. Kemudahan Pemasangan
Rangka atap baja ringan dibikin di pabrik dalam bentuk sedemikian rupa sehingga proses instalasinya cukup dengan merangkai setiap bagian-bagiannya saja. Sebaliknya untuk memasang rangka atap kayu, para pekerja harus membentuk rangka tersebut terlebih dahulu. Kemudian barulah rangka tersebut diterapkan di atap bangunan.
5. Tingkat Kekuatan
Kekuatan kayu bervariasi tergantung jenis pohonnya. Ada kayu yang memiliki kekuatan tinggi, namun tidak sedikit pula yang mudah lapuk. Selain itu, kayu berpotensi pula mengalami pemuaian atau penyusutan ukuran. Sedangkan pada baja ringan sendiri, material ini mempunyai tingkat kekuatan yang seragam dan sudah teruji.
6. Potensi Kerusakan
Baja ringan bersifat antikarat, antipecah, antijamur, antitikus, dan antilapuk. Pada permukaan baja ringan biasanya juga dilapisi dengan coating berbahan zinc atau galvanis. Kerugian kayu berpotensi mengalami lendutan, memiliki cacat alam, dan bersifat kurang homogen. Untuk mencegah kayu mengalami kerusakan akibat faktor eksternal dapat dilakukan dengan menyuntikkan bahan kimia tertentu.
KESIMPULAN
Antara baja ringan dan kayu, pada dasarnya sama-sama bagus untuk bahan baku pembuatan rangka atap bangunan. Rangka baja ringan unggul dalam hal homogenitas, tetapi elastisitasnya termasuk kurang karena cenderung kaku. Sedangkan kelebihan kayu yakni memiliki elastisitas yang baik tetapi kualitasnya kurang seragam. Tidak heran, beberapa pekerja bangunan mencoba memadukan baja ringan dengan kayu untuk membentuk suatu bidang rangka atap bangunan yang lebih baik.