10 Jenis Beton yang Banyak Digunakan di Konstruksi Bangunan

Anda harus tahu bahwa beton adalah bahan bangunan yang terbuat dari campuran antara agregat dan bahan pengikat. Jadi semua material yang memanfaatkan agregat dan bahan pengikat sebagai bahan bakunya layak disebut beton. Beton banyak digunakan di dalam pembuatan suatu konstruksi bangunan karena mempunyai kekuatan yang sangat kokoh, strukturnya tangguh sekali, permukaannya rata, serta memiliki tekstur yang halus. Dengan kekuatan yang dimilikinya kurang lebih sama, biaya pembuatan konstruksi beton bahkan jauh lebih murah dibandingkan konstruksi besi dan baja.

Seiring dengan berjalannya waktu, ragam beton kini sudah semakin banyak. Jenis-jenis beton pun kini telah mengalami perkembangan yang begitu pesat sehingga jumlahnya sangat variatif dan bermacam-macam.  Berdasarkan fungsi dan kegunaannya saja, jenis beton paling tidak dapat dibedakan menjadi 10 macam. Di antaranya yaitu beton mortar, beton ringan, beton non-pasir, beton hampa, beton bertulang, beton prategang, beton pracetak, beton massa, beton siklop, dan beton serat. Menariknya, setiap jenis beton ini mempunyai sifat dan karakteristik masing-masing yang begitu unik.

Simak penjelasan dari Arafuru.com mengenai karakteristik dari masing-masing beton tersebut di bawah ini. Anda harus mengetahuinya supaya dapat memilih jenis beton yang paling tepat untuk digunakan di dalam proyek pembuatan konstruksi bangunan yang akan Anda kerjakan selanjutnya.

  1. Beton Mortar

Jenis beton yang pertama tak lain ialah beton mortar. Beton mortar adalah beton yang terbuat dari campuran antara mortar semen, pasir, dan air dengan perbandingan tertentu. Oleh karena itu, beton mortar juga kerap disebut sebagai beton semen. Bahan baku untuk membuat beton mortar terdiri atas mortar, pasir, dan air. Ada 3 macam mortar yang sering digunakan antara lain semen, kapur, dan lumpur. Beton mortar semen yang dilengkapi dengan anyaman tulangan baja di dalamnya disebut ferro cement. Beton ini memiliki kekuatan tarik dan daktilitas yang baik.

  1. Beton Ringan

Sesuai namanya, beton ringan dibuat dengan memakai agregat yang berbobot ringan. Beberapa orang juga kerap menambahkan zat aditif yang bisa membentuk gelembung-gelembung udara di dalam beton. Semakin banyak jumlah gelembung udara yang tersimpan pada beton, maka pori-porinya pun akan semakin bertambah sehingga ukurannya juga bakal kian membesar. Hasilnya, bobot beton tersebut lebih ringan daripada beton lain yang memiliki ukuran sama persis. Beton ringan ini biasanya diaplikasikan pada bagian konstruksi dinding non-struktur.

  1. Beton Non-Pasir

Dinamakan sebagai beton non-pasir karena proses pembuatan beton non-pasir ini sama sekali tak menggunakan pasir, melainkan hanya material-material yang terdiri atas kerikil, semen, dan air. Hal ini menimbulkan terbentuknya rongga udara di antara celah-celah kerikil sehingga total berat jenisnya pun menjadi lebih rendah. Karena beton non-pasir tidak mengguakan pasir, maka kebutuhan semen pada beton ini juga lebih sedikit. Penggunaan beton non-pasir misalnya pada struktur ringan, kolom dan dinding sederhana, bata beton, serta buis beton.

  1. Beton Hampa

Beton hampa merupakan jenis beton yang unik. Disebut sebagai beton hampa karena memang beton ini bersifat hampa. Hal ini tidak terlepas dari proses pembuatan beton tersebut. Dalam pembuatan beton hampa ini, beton menjadi hampa karena dilakukan penyedotan air pengencer yang terkandung di dalam adukan beton memakai vacuum khusus. Akibatnya beton pun hanya mengandung air yang sudah bereaksi dengan semen saja. Sehingga kekuatan yang dimilikinya pun sangat tinggi. Beton hampa banyak dimanfaatkan pada gedung pencakar langit.

  1. Beton Bertulang

Beton bertulang ialah beton yang terbentuk dari kombinasi atara adukan beton dengan tulangan baja. Beton bertulang tercipta dari ide untuk membuat material baru yang kuat terhadap beban tekan dan beban tarik sekaligus. Perlu diketahui, beton memiliki sifat kuat terhadap gaya tekan tetapi lemah dengan gaya tarik. Oleh karena itu, tulangan baja sengaja ditanamkan ke dalamnya agar kekuatan beton terhadap gaya tarik pun meningkat. Beton bertulang biasanya dipakai pada struktur bentang lebar seperti pelat lantai, kolom bangunan, jalan, jembatan, dan lain-lain.

  1. Beton Prategang

Pada dasarnya, pembuatan beton prategang ini mirip sekali dengan beton bertulang. Perbedaan tipis hanyalah terletak pada tulangan baja yang bakal dimasukkan ke dalam beton tersebut, di mana tulangan baja pada beton prategang harus ditegangkan terlebih dulu sebelum ditanamkan ke dalam beton. Tujuannya supaya beton yang dihasilkannya nanti tidak mengalami keretakan walaupun harus menahan beban lentur yang begitu besar. Penerapan beton pra-tegang ini juga banyak ditujukan untuk menahan atau menyangga struktur bangunan bentang lebar.

  1. Beton Pracetak

Beton yang dicetak di luar area pengerjaan suatu proyek pembangunan disebut sebagai beton pracetak. Beton ini memang sengaja dibuat di tempat lain supaya lebih praktis, mutunya terjaga dengan baik, serta tidak mengotori lokasi kerja. Selain itu, pemilihan beton tersebut juga kerap didasari pada sempitnya lokasi proyek dan tidak adanya tenaga yang tersedia. Beton pracetak ini selanjutnya dikirim ke lokasi proyek saat hendak dipasang. Biasanya beton pracetak diproduksi oleh perusahaan yang bergerak secara khusus di bidang pembangunan dan pengadaan material.

  1. Beton Massa

Beton massa adalah beton yang dibuat dalam jumlah yang banyak sekaligus. Penuangan beton ini sangat besar di atas kebutuhan rata-rata beton pada umumnya. Begitu pula dengan faktor perbandingan antara volume beton dan luas permukaannya pun sangat tinggi. Selain itu, beton massa ini juga mempunyai dimensi yang begitu besar. Ukuran dimensinya sendiri lebih dari 60 cm. Adapun beton massa ini banyak diaplikasikan pada pembuatan pondasi berukuran besar, pilar-pilar bangunan, bendung, dan bendungan.

  1. Beton Siklop

Beton siklop merupakan beton yang menggunakan agregat cukup besar sebagai bahan pengisi tambahannya. Ukuran penampang agregat tersebut berkisar antara 15-20 cm. Bahan ini lantas ditambahkan ke dalam adukan beton normal sehingga dapat meningkatkan kekuatannya. Beton siklop sering kali dibangun pada bendungan, jembatan, dan bangunan air lainnya. Penggunaan beton siklop mampu menghemat biaya pembuatan biaya konstruksi bangunan secara signifikan tanpa mengesampingkan kualitasnya untuk jenis bangunan-bangunan tertentu.

  1. Beton Serat

Secara prinsip, beton serat dibuat dengan menambahkan serat-serat tertentu ke dalam adukan beton. Tujuannya apa? Tidak lain untuk meningkatkan kualitas dari beton yang dihasilkannya. Contoh-contoh serat yang banyak digunakan di dalam pembuatan beton serat di antaranya yaitu asbestos, plastik, kawat baja, hingga serat alami dari tumbuh-tumbuhan. Penambahan serat ini memang sengaja dimaksudkan untuk menaikkan daktailitas pada beton tersebut sehingga beton pun lebih kuat dan tidak mudah mengalami keretakan.