Pada dasarnya, bahan pengawet kayu ialah obat-obatan kimia yang bersifat racun bagi hama perusak kayu. Unsur-unsur yang terkandung di dalam bahan pengawet ini biasanya terdiri atas arsen, fluor, krom, seng, tembaga, dan sebagainya. Dalam penggunaannya wajib memperhatikan karakteristik dari bahan pengawet tersebut mengingat tidak semua unsur penyusunnya bagus bagi kualitas kayu.
Bahan pengawet kayu yang baik harus memiliki sifat mematikan kepada hama yang senang merusak kayu. Obat ini pun harus mudah diaplikasikan, gampang masuk ke dalam pori-pori kayu, dan tetap melekat di sana selama-lamanya. Ada baiknya bahan pengawet yang dipakai mempunyai sifat toleran terhadap bahan-bahan lain seperti logam, perekat, cat, atau finishing. Bahan pengawet ini juga tidak memengaruhi kembang susut kayu, tidak merusak sifat kayu, tidak mudah terbakar, serta tidak berbahaya bagi manusia.
Mengingat sulitnya menemukan bahan pengawet kayu yang mempunyai semua kriteria di atas sekaligus, maka pemilihannya harus dilakukan dengan memperhatikan beragam aspek. Di antaranya meliputi penyesuaian terhadap lokasi pemasangan kayu setelah diawetkan serta jenis hama perusak kayu yang terdapat di tempat tersebut. Selain itu, pemilihan obat pengawet ini sebaiknya juga dilaksanakan dengan tetap memperhatikan syarat-syarat kesehatan.
Berdasarkan bahan pelarut yang digunakannya, terdapat tiga macam obat yang dapat digunakan untuk keperluan mengawetkan kayu antara lain :
Bahan Pengawet Larut Air
Kebanyakan bahan pengawet kayu yang larut air memiliki bentuk seperti serpihan garam, larutan pekat, atau tepung. Karena tidak mengotori permukaan, kayu yang sudah diawetkan memakai obat ini tetap bisa diberikan finishing. Kendati penetrasi dan retensi yang dimilikinya terhitung cukup tinggi, sayangnya bahan ini mudah sekali luntur.
Bahan pengawet kayu jenis pertama ini cocok sekali dipakai untuk mengawetkan kayu yang akan diletakkan di dalam rumah. Agar nilainya meningkat, kayu yang sudah diawetkan dan mengering sempurna sebaiknya ditutup dengan cat atau pelitur sehingga lapisan bahan pengawetnya tidak terpengaruh udara yang lembap.
Bahan Pengawet Larut Minyak
Bahan pengawet larut minyak umumnya tersedia dalam bentuk cairan agak pekat atau bubuk tepung. Sebelum dipakai, obat kimia ini perlu dilarutkan dengan bahan pelarut terlebih dahulu. Karena berbasis minyak, bahan pengawet ini juga akan menolak air sehingga lapisannya tidak cepat luntur.
Obat pengawet kayu larut minyak ini mempunyai penetrasi dan retensi yang agak kurang sebab tidak ada toleransi antara minyak dan kandungan air di dalam kayu. Meskipun daya cegahnya kepada hama perusak kayu terbilang bagus, namun bahan ini mempunyai aroma yang sangat menyengat dan dapat menyebabkan alergi kulit. Selain itu, permukaan kayu yang dilapisi bahan ini juga akan menjadi kotor, sulit diberikan finishing, dan mudah terbakar.
Bahan Pengawet Kayu Berbasis Minyak
Karakteristik yang dimiliki oleh bahan pengawet kayu berbasis minyak ini sama dengan bahan pengawet kayu larut minyak. Mengingat bahan ini memiliki aroma yang tajam serta dapat mengotori area kerja, sebisa mungkin penggunaannya harus dijauhkan dari keterhubungan langsung dengan aktifitas manusia.
Bahan pengawet kayu yang tidak cepat luntur dan bersifat racun bagi jamur dan cendawan sebaiknya diterapkan pada kayu yang akan dipasang di tempat yang berkelembaban tinggi. Sedangkan untuk kayu yang akan dipakai sebagai struktur bangunan penahan atap harus aman bagi kesehatan manusia. Begitu pula dengan kayu yang akan ditaruh di luar ruangan, lapisi dengan obat pengawet larut air yang tidak menyebabkan perubahan warna kayu.