Dynabolt sering kali digunakan dalam pembuatan konstruksi suatu bangunan. Apa kegunaannya? Alat ini berfungsi untuk menahan benda-benda yang dipasang secara tergantung pada dinding. Misalnya seperi televisi, kipas, AC, lampu, kaca, dan lain-lain. Dengan menggunakan dynabolt, proses penempelan benda berukuran besar ke dinding pun menjadi lebih mudah dan aman. Anda mesti menggunakan dynabolt ini dengan tepat agar fungsinya bisa optimal. Begitu pula dengan pemilihannya, pilihlah jenis dynabolt yang pas sesuai dengan kebutuhan Anda agar pekerjaan dapat terlaksana dengan baik.
Tahukah Anda, dynabolt terdiri atas tiga bagian yaitu baut, selongsong silinder, dan ring penahan. Tetapi pada dasarnya dynabolt tersebut memiliki fungsi dan kegunaan yang sama. Dynabolt ini bekerja dengan mencengkeramkan dirinya pada bagian dalam tembok. Jadi ketika Anda mengencangkan mur yang ada di bagian luar tembok, maka secara otomatis tindakan tersebut juga akan menaikkan ujung baut. Hal ini lantas memicu terjadinya pengembangan selongsong silinder yang menyelubungi baut tersebut. Dengan demikian, dynabolt tadi pun akan semakin kuat tertanam di dalam tembok bangunan.
Terdapat 4 (empat) jenis dynabolt yang sering kali digunakan oleh para pekerja di Indonesia, antara lain chemical anchor, non-chemical anchor, classic anchor, serta light steel anchor. Marilah kita mempelajari masing-masing karakteristik dari dynabolt tersebut beserta kelebihan dan kekurangannya!
Classic Anchor
Classic anchor adalah dynabolt klasik yang biasanya dipasang bersamaan dengan proses pembangunan tembok. Jadi sebelum tembok didirikan, kita harus sudah merencanakan posisi peletakan dynabolt tadi terlebih dahulu. Barulah kemudian tembok dibangun sembari menyelipkan pemasangan dynabolt pada posisi yang tepat. Ini artinya tidak dibutuhkan lagi adanya proses pengeboran dinding. Classic anchor ini merupakan salah satu jenis dynabolt yang paling sering digunakan. Jenis dynabolt yang satu ini sanggup menawarkan kepraktisan dalam pemasangannya. Tapi Anda harus merencanakannya dengan matang.
Light Steel Anchor
Sesuai namanya, dynabolt yang berjenis light steel anchor merupakan dynabolt yang terbuat dari bahan baja ringan. Secara prinsip, tahap instalasi dynabolt ini masih sama seperti dynabolt-dynabolt jenis yang lainnya. Anda dapat memulai dengan membuat lubang pada dinding dengan ukuran yang sesuai dimensi selongsong silinder. Setelah lubang ini dibersihkan, kemudian masukkanlah selongsong silinder tersebut. Tahap berikutnya adalah proses penempelan benda yang ingin Anda gantungkan di dinding. Dan langkah terakhir yaitu masukkan anchor tepat ke dalam selongsong silinder, lalu perkuat ikatannya.
Chemical Anchor
Ini merupakan dynabolt yang sudah dicampur dengan bahan-bahan kimia tertentu sehingga mempunyai daya tahan yang jauh lebih kuat. Chemical anchor ini terdiri atas dua buah komponen yaitu steel anchor dan bahan pengikat. Pemasangannya bisa dilaksanakan dengan membersihkan lubang bor pada tembok terlebih dahulu, lalu menyuntikkan zat kimia yang berbentuk kapsul ke dalamnya. Setelah itu, masukkan anchor ke dalam lubang tersebut. Maka chemical anchor ini pun secara otomatis berhasil dipasang. Dari kombinasi steel anchor dan bahan pengikat menghasilkan daya cengkeram yang begitu kuat.
Non-Chemical Anchor
Kebalikan dari jenis dynabolt tipe chemical anchor, dynabolt non-chemical anchor adalah dynabolt yang tidak memakai bahan kimia tambahan apapun. Sumber kekuatan yang dimiliki oleh dynabolt ini berasal dari media tanam dan spesifikasi materialnya. Ada banyak prinsip kerja non-chemical anchor. Salah satu yang terkenal ialah sistem kembang. Sistem ini bekerja dengan memanfaatkan gaya tarik. Semakin kuat Anda menarik dynabolt ini, maka daya cengkeraman yang dimilikinya pun bakal semakin besar. Saat ini, non-chemical anchor cukup banyak digunakan oleh para pekerja untuk memasang dynabolt.