Anda tentu menginginkan rumah yang aman, nyaman, dan sesuai dengan impian, kan? Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mewujudkan keinginan Anda tersebut. Salah satunya adalah membangun rumah bertingkat atau rumah yang memiliki 2 lantai atau lebih, terutama jika ukuran lahan yang tersedia cukup terbatas. Untuk meningkat rumah, Anda membutuhkan sebuah plat lantai alias atap baru yang terbuat dari bahan beton.
Plat lantai baru yang terletak di atas atau atap baru dari beton ini di dalam dunia arsitektur dikenal dengan istilah dak. Jadi dak beton ialah dak yang terbuat dari bahan beton. Sedangkan mengedak atau ngedak berarti pekerjaan membuat dak beton. Mengedak merupakan salah satu pekerjaan yang paling merepotkan dalam pembuatan suatu bangunan. Pasalnya ada banyak tugas yang perlu dilakukan di sini, risikonya sangat tinggi, dan semuanya harus dikerjakan secara cepat.
Seiring dengan berjalannya waktu, manusia menemukan berbagai cara untuk membuat dak beton pada bangunan bertingkat. Kali ini kami akan berbagai jenis-jenis dak beton beserta kelebihan dan kekurangannya.
Dak Beton Konvensional
Dinamakan dak beton konvensional karena dak beton ini yang paling sering digunakan dalam membuat rumah tingkat. Pada dasarnya, dak ini terbuat dari beton bertulang. Adukan beton yang dipakai dari campuran semen, pasir, dan kerikil. Beton tersebut lantas dipadukan dengan besi untuk meningkatkan kelenturannya. Sebelum proses pengecoran dimulai, bekisting harus dipasang terlebih dahulu sebagai cetakan beton.
Setelah itu, lakukan proses pembesian yakni merangkai besi sebagai rangka plat lantai. Barulah kemudian adukan beton bisa dituangkan. Dak beton ini lalu akan mengering dan mengeras dalam waktu 20-25 hari. Kelebihan dak beton konvensional antara lain cocok dengan berbagai desain rumah, prosesnya sederhana, dan material yang dibutuhkan mudah didapat. Namun kekurangannya yaitu waktu pengerjaannya lebih lama, material yang dibutuhkan lebih banyak, serta menyisakan limbah kayu dan bambu bekas bekisting.
Dak Beton Bondek
Dak beton floor deck merupakan pengembangan dari dak beton konvensional. Di Indonesia sendiri, istilah floor deck biasa disebut bondek. Floor deck atau bondek adalah bahan alternatif pengganti papan kayu dan tripleks yang berfungsi sebagai bekisting. Bondek terbuat dari besi yang memiliki ketebalan 6-10 mm dan lebar 80-100 cm. Berbeda dengan bekisting dari kayu, bondek ini bisa digunakan berulang-ulang kali sehingga lebih ramah terhadap lingkungan.
Dak beton floor deck mempunyai kelebihan utama yaitu kebutuhan material dapat dihemat semaksimal mungkin. Bahannya yang terbuat dari besi memungkinkan bondek bisa mengganti peran tulangan besi pada plat bagian bawah. Profilnya yang membentuk huruf W juga dapat mengurangi pemakaian adukan beton mencapai 30%. Selain itu, bondek juga tak memerlukan tiang penyangga sebanyak bekisting dari tripleks karena bahannya sudah kokoh. Sayangnya harga beli bondek ini memang lumayan mahal.
Dak Keramik Beton
Dak keramik beton, dak keraton, atau ceiling brick merupakan inovasi selanjutnya dari dak beton untuk membangun rumah bertingkat. Ukuran modulnya yaitu 25 x 20 x 10 cm. Dalam pemasangannya, modul-modul ini diperkuat memakai besi di bagian tengah-tengahnya. Jadi modul dak keraton ini dirangkai terlebih dahulu di lapangan. Barulah setelah jadi, rangkaian tersebut dinaikkan dan disusun di atas balok dinding.
Kelebihan dari dak keraton di antaranya proses pembuatan dak ini tak memerlukan bekisting, dapat menghemat penggunaan material hingga mencapai lebih dari 30 %, sanggup meredam panas dan suara dengan baik, memiliki tampilan yang indah jika diekspos, serta mempunyai bobot yang cukup ringan sehingga ramah terhadap struktur. Sedangkan kekurangannya yaitu dak keraton tidak boleh dilubangi setelah berhasil dipasang karena rawan pecah.
Dak Panel Lantai
Dak panel lantai adalah jenis dak yang paling baru. Bahan baku yang digunakan adalah bata ringan (hebel). Sebelumnya panel lantai perlu dicetak terlebih dahulu di pabrik, lengkap dengan tulangan besi di bagian tengahnya. Dak ini mempunyai ukuran panjang hingga 6 m, lebar 60 cm, dan tebal sekitar 12,5-20 cm. Setelah jadi, dak ini kemudian dipasang dengan membaringkannya secara bersusun di atas baik dinding rumah. Lalu aplikasikan semen/groting di bagian sambungannya.
Adanya dak panel lantai menghilangkan kebutuhan bekisting pada saat mengedak. Jumlah pemakaian besi dan semen pun dapat dikurangi sehingga biaya pembangunan dapat dihemat semaksimal mungkin. Sementara kekurangan dari dak panel lantai ini adalah masa pemesanan atau pembuatan di pabrik (pabrikasi) yang membutuhkan waktu lama hingga 1 bulan, terutama jika stock sedang tidak tersedia. Selain itu, bentuk modulnya kurang cocok untuk desain rumah yang mempunyai banyak lekukan.