Disebut bata ringan karena material ini berbentuk seperti batubata, tetapi mempunyai bobot yang lebih ringan. Bandingkan dengan batubata yang memiliki massa jenis sekitar 2.000 kg/m3, massa jenis bata ringan hanya 650 kg/m3. Pada dasarnya, bata ringan adalah bahan bangunan yang terbuat dari campuran semen, pasir, specta foam, zat additive, air, dan bahan tambahan lainnya.
Material bata ringan ini memiliki bobot yang lebih ringan karena memanfaatkan rongga udara yang terbentuk sebagai pengisi dimensi. Setidaknya, terdapat dua macam bata ringan yang dijual di Indonesia antara lain AAC (Autoclaved Aerated Concrete) dan CLC (Cellular Lightweight Concrete). Berbeda dengan bata ringan AAC yang diproduksi di pabrikan dan membutuhkan oven, pembuatan bata ringan CLC bisa dilakukan dalam skala industri rumahan dengan pengeringan memakai bantuan angin.
Kebanyakan proyek pembangunan saat ini menggunakan bata ringan sebagai material pembentuk dinding. Alasan utamanya karena bata ringan memiliki bentuk yang presisi dan seragam sehingga proyek pembangunan bisa berjalan sesuai rencana. Namun di sisi lain, pemasangan bata ringan ini membutuhkan tenaga yang terampil. Tekstur permukaannya yang halus terkadang menimbulkan kesulitan tersendiri, terutama bagi tukang yang kurang berpengalaman.
Secara umum, batu hebel mempunyai berat jenis kering yaitu 520 kg/m3 dan berat jenis normal sekitar 650 kg/m3. Sedangkan daya kuat tekan yang dimilikinya lebih dari 4,0 N/mm2 dengan konduktifitas termis 0,14 W/mK. Tebal spesi yang dibutuhkan yakni 3 mm sehingga jumlah yang diperlukan untuk membentuk luasan 1 m2 sekitar 22-26 buah.
Di bawah ini kelebihan-kelebihan yang dimiliki bata ringan dibandingkan dengan bahan pembentuk dinding yang lain :
- Berbentuk presisi sehingga pemasangannya dapat dilakukan dengan tepat dan teliti.
- Ukuran dimensinya seragam dan dapat menghasilkan dinding yang rapi.
- Bersifat kedap air dan sulit ditembus rembesan air.
- Mampu meredakan suara, serta mencegah timbulnya gema dan gaung.
- Tingkat kekuatan yang dimilikinya cukup tinggi.
- Mempunyai ketahanan yang bagus terhadap gempa.
- Menghemat pemakaian perekat karena tidak membutuhkan siar yang tebal.
- Bobotnya relatif ringan sehingga memperkecil beban struktur.
- Lebih gampang diangkut sebab tidak terlalu berat dan bisa ditata dengan rapi.
- Pembuatan dinding berbahan batu ringan juga lebih cepat dilakukan sebab pengeringannya relatif singkat.
- Penerapan plesteran semen cukup setebal 2,5 cm.
Sebaliknya, kekurangan-kekurangan yang dimiliki bata ringan di antaranya :
- Memerlukan bahan perekat khusus yakni semen instan.
- Ukurannya yang besar dapat menimbulkan pemborosan jika dipakai untuk mendirikan dinding yang tanggung.
- Tekstur permukaannya yang halus kadang-kadang menyebabkan kesulitan dalam merekatkannya.
- Pemasangannya harus dilakukan oleh tukang yang terampil dan berpengalaman.
- Selama pemasangan tidak boleh terkena air sedikitpun karena dapat memperlambat pengeringan.
- Harga batu ringan terbilang mahal dan pembeliannya harus dilakukan secara massal.
- Jika salah dalam pemasangannya akan timbul bercak berwarna kekuning-kuningan di plesteran.
- Relatif sulit mendapatkannya karena hanya toko bangunan berskala besar yang menjual batu ringan ini.