Pondasi bagi bangunan memiliki peranan yang sangat penting. Pondasi berfungsi sebagai struktur yang menahan beban bangunan secara keseluruhan. Pada dasarnya, semua struktur yang ada di atas pondasi akan menyalurkan beban bangunan ke pondasi. Jadilah pondasi ini menjadi struktur paling utama yang bertugas untuk menangani seluruh beban total dari bangunan. Oleh sebab itu, pondasi harus dibangun dengan sangat kuat dan kokoh agar mampu melaksanakan tugasnya dengan baik.
Apabila terdapat kesalahan dalam proses pembuatan pondasi bangunan, kemungkinan besar pondasi yang berhasil dibuat ini akan mengalami permasalahan di kemudian hari. Contohnya yaitu pondasi tiba-tiba menjadi amblas. Suatu pondasi dikatakan amblas manakala posisinya mengalami penurunan level. Secara mendadak, pondasi tersebut mengalami amblas alias turun lebih rendah lagi ke dalam tanah. Hal ini biasanya akan diikuti oleh masalah serius yang menimpa konstruksi bangunan.
Ciri-ciri konstruksi bangunan yang telah mengalami penurunan yaitu timbulnya keretakan struktur pada dinding dan bagian-bagian tertentu, serta posisi lantai yang menurun. Paling banyak kasus penurunan ini terjadi pada bagian sudut bangunan yang menjadi tumpuan dari tiang dan pondasi. Jika melihat masalah ini menimpa rumah Anda, Anda tidak boleh membiarkannya. Mengapa? Sebab keretakan struktur yang terjadi dapat mengakibatkan rumah menjadi rubuh sewaktu-waktu.
Terdapat sejumlah faktor penyebab amblasnya pondasi bangunan, antara lain :
- Kondisi tanah yang labil
- Tekstur tanah yang tidak stabil
- Daya dukung tanah terlalu lemah
- Beban bangunan terlalu berat
- Pondasi tidak sesuai dengan bangunan
- Tidak dilakukan pengerasan tanah
- Tanah urug belum mengeras sempurna
- Pembuatan pondasi yang asal-asalan
- Pemilihan pondasi tidak tepat
- Hujan yang menggurus terus-menerus
Apabila pondasi rumah Anda mengalami amblas, Anda bisa mengatasinya menggunakan tiga solusi di bawah ini :
- Solusi pertama ialah melakukan injeksi atau suntik grouting di bawah pondasi telapak bangunan. Tujuan utamanya untuk memperkeras serta meningkatkan daya dukung tanah yang terletak di bawah pondasi existing. Proses pelaksanaannya biasa memakai metode jet grouting, di mana adukan semen dimasukkan ke bawah pondasi sampai kedalaman 40 m melalui pipa bor yang diputar kemudian didorong menggunakan pompa bertekanan dan kompresor sehingga tanah akan bercampur semen, lalu membentuk kolom. Metode ini sanggup menaikkan daya dukung tanah hingga mencapai 1 ton/m2.
- Solusi kedua yaitu membongkar pondasi yang ambruk beserta struktur bangunan yang terkati, lalu membangunnya kembali. Solusi ini dapat dipilih karena solusi pertama membutuhkan biaya yang cukup besar. Solusi di atas memang efektif sekali mengatasi pondasi yang sudah ambruk. Sayangnya biaya yang perlu Anda keluarkan untuk melakukan suntik grouting besar sekali. Jadi solusi ini tak cocok diterapkan pada bangunan 1 lantai. Solusi yang lebih baik yaitu membongkar bangunan, memperbaiki pondasi, lantas membangun kembali.
- Solusi ketiga yakni Anda bisa memasang tiang pancang untuk menambah kekuatan dari pondasi utama yang telah ambruk. Solusi ini sangat efektif dan efisien sebab kita tak perlu membongkar bangunan, proses pengerjaannya relatif cepat, dan biaya yang dikeluarkan pun tak terlalu tinggi. Akan tetapi, tidak semua pondasi yang ambruk bisa ditangani menggunakan solusi yang satu ini. Metode ini hanya aman diterapkan pada jarak kemiringan tidak melebihi setengah bata. Apabila kemiringannya sudah lewat dari jarak tersebut, maka konstruksi bangunan pun terpaksa harus dibongkar.
Jikalau Anda tertarik menggunakan solusi ketiga untuk mengatasi pondasi yang ambruk, silakan ikuti kiat-kiat di bawah ini dalam membuatnya!
- Pada dasarnya, solusi ini dilaksanakan dengan memasang cor bertulang tepat di bawah pondasi yang turun. Anda bisa menanamkan tiang pancang pada kedua sisi (kanan dan kiri) pondasi yang mengalami penurunan. Atau bisa juga tiang pancang ini ditanamkan secara diagonal di kedua sisi luar tiang apabila posisinya persis di sudut siku bangunan.
- Sebelum pekerjaan dimulai, perlu dilakukan pengambilan data yang akurat mengenai kondisi struktur tanah. Data yang harus dikumpulkan meliputi kedalaman lapisan tanah keras dan bobot bangunan yang diukur memakai sondir. Pengambilan datanya dilaksanakan pada dua titik, yaitu titik lokasi penanaman tiang pancang dan satu lagi di titik lain sebagai pembanding. Data dari satu titik ini berlaku untuk radius 30 meter.
- Jika bangunan terletak di area permukiman tidak padat penduduk, pembuatan tiang bisa dengan pancang beton. Tetapi teknik ini tidak boleh diterapkan di permukiman padat penduduk karena getaran yang timbul saat pemancangan dilakukan dapat berdampak pada bangunan-bangunan di sekitarnya. Pada permukiman padat penduduk, Anda bisa memakai bor pile atau strauss pile.
- Setelah tiang pancang sudah terpasang dengan baik, selanjutnya lakukan pengecoran untuk membuat sloof dengan ketebalan 30 cm tepat di atas kedua tiang tersebut. Barulah kemudian dilaksanakan pemasangan cor bertulang yang berbentuk balok dengan ukuran 20 x 30 cm yang menyambung kedua tiang pancang. Cor bertulang inilah yang menjadi tempat kedudukan baru pondasi.
- Untuk mendukung kekuatan dan daya tahan cor bertulang tersebut, lakukan penggalian tanah di kedua titik pemancangan. Pada pondasi setebal 30 cm, penggalian dikerjakan hingga kedalaman 90 cm. Adapun ukuran panjangnya tiang pancang dapat dihitung mulai dari dasar galian sampai ke lapisan tanah keras.
- Bagaimana jika terjadi patahan akibat pondasi yang ambruk ini? Solusinya pondasi mesti disisip di sebelah pondasi yang lama. Pondasi sisipan ini bisa dihubungkan dengan tulangan pondasi di kedua ujungnya. Kemudian tambahkan lagi tiang pancang berupa beton atau bor pile sebagai penopang. Dengan metode ini, pondasi lama memang tidak akan digunakan lagi, tapi juga tidak perlu dibongkar.