Pada prinsipnya, proses urugan tanah dilaksanakan dengan menimbun tanah dari suatu tempat ke tempat lain yang akan diurug. Sehingga tempat yang diurug tersebut mempunyai bentuk dan ketinggian yang sesuai dengan keinginan. Namun perlu diingat, tidak sembarang tanah cocok digunakan untuk mengurug suatu tempat. Tanah tersebut harus memenuhi kriteria-kriteria tertentu.
Di bawah ini merupakan syarat-syarat tanah yang bagus dimanfaatkan untuk pekerjaan pengurugan tanah antara lain :
- Tekstur yang dimiliki cenderung remah
- Strukturnya berbentuk butiran-butiran
- Bebas dari kandungan humus
- Bukan berupa lumpur
- Bersih dari sampah
- Tidak mengandung batu berdiameter lebih dari 10 cm
Jenis-jenis Tanah Urug yang Baik
Untungnya, saat ini sudah dikenali beberapa jenis tanah yang terbukti bagus untuk pekerjaan pengurugan. Artinya tanah imbuhan tersebut mampu menopang konstruksi bangunan dan bersifat stabil. Lantas apa sajakah jenis-jenis tanah yang ideal dipakai untuk mendukung proses pengurugan? Kami berikan 3 rekomendasi tanah
1. Tanah Merah
Tanah merah (laterit) adalah tanah yang mempunyai warna coklat kemerah-merahan. Tanah ini biasanya terbentuk di lingkungan yang dingin, lembab, dan tergenangi air. Karakteristik tanah ini yaitu gampang menyerap air, memiliki profil tanah yang dalam, mengandung bahan organik yang sedang, mempunyai pH netral sampai asam, serta memiliki kandungan alumunium dan zat besi.
Tanah merah memiliki tekstur yang cukup padat dan kokoh. Tanah jenis ini banyak ditemukan di daerah pantai hingga pegunungan yang tinggi, serta menyebar di sebagian besar lahan di Indonesia. Selain dipakai untuk urugan tanah pada proyek pembangunan, tanah merah juga biasa digunakan untuk membentuk lahan perkebunan.
2. Tanah Padas
Tanah padas adalah tanah yang memiliki tingkat kepadatan yang sangat tinggi. Strukturnya terdiri dari lapukan batuan induk dengan kandungan organik tanah yang rendah bahkan hampir tidak ada. Hal ini dikarenakan mineral yang terkandung di dalam tanah ini telah dikeluarkan oleh air yang berada di lapisan atasnya.
Tanah padas mempunyai karakteristik teksturnya sangat kokoh tetapi sulit menyerap air. Oleh karena itu, jarang sekali orang yang mau memanfaatkan tanah ini untuk sektor pertanian. Kebanyakan tanah padas dipakai untuk pondasi infrastruktur bangunan berukuran besar seperti gedung-gedung bertingkat. Tanah padas bisa ditemukan di hampir seluruh daerah di Indonesia.
3. Tanah Semi Padas
Tanah semi padas, atau biasa dikenal tanah liat, adalah tanah yang terbentuk dari perpaduan antara batuan kapur dan pasir. Faktor utama yang mempengaruhi pembentukan tanah ini yaitu hujan yang terjadi secara tidak merata sepanjang tahun. Bisa dibilang tanah semi padas ibarat campuran tanah merah dan tanah padas sehingga sifat dan karakteristiknya pun seperti gabungan dari keduanya.
Tanah semi padas memiliki tingkat kesuburan yang cukup baik sehingga layak dipergunakan untuk keperluan bercocok tanam. Selain itu, tanah liat juga biasa dimanfaat sebagai bahan baku kerajinan tangan serta material bangunan seperti genteng dan batubata. Tanah semi padas umumnya banyak ditemukan di dataran rendah dan lereng pegunungan.