6 Istilah Umum di Dalam Dunia Keramik yang Harus Anda Ketahui

Keramik masih menjadi material penutup lantai dan dinding yang paling difavoritkan oleh masyarakat di Indonesia. Alasannya karena keramik mempunyai kualitas yang bagus, tapi harganya terjangkau. Begitu banyak keunggulan yang dimiliki oleh keramik. Di antaranya struktur materialnya yang kokoh, pilihannya banyak, harganya terjangkau, mudah dipasang, gampang diperoleh, penampilannya menarik, gampang dibersihkan, tidak cepat rusak, serta awet dan tahan lama.

Dengan kelebihan-kelebihannya tersebut, maka tak heran kalau masyarakat begitu menyukai keramik. Keramik mampu membentuk lantai yang kuat, awet, aman, mudah dibersihkan, tahan kelembaban, dan mudah menyerap panas. Selain untuk lantai, keramik juga dapat diaplikasikan pada dinding. Material ini bisa diterapkan di berbagai jenis ruangan, dari mulai ruang tamu, ruang keluarga, kamar tidur, kamar mandi, toilet, dapur, teras, sampai garasi dan gudang sekali pun.

Maraknya penggunaan keramik di Indonesia melahirkan beberapa istilah yang harus diketahui oleh Anda agar mampu memasangnya dengan baik. Terdapat sejumlah istilah umum mengenai pemasangan bahan keramik ini, di antaranya :

Start Point

Jikalau diterjemahkan secara bebas, start point artinya titik awal. Yap, start point adalah titik permulaan dalam pemasangan keramik. Start point ini sangat penting untuk ditentukan sebelum keramik dipasang. Fungsinya ialah untuk menentukan arah buangan ubin-ubin keramik yang akan akan dipasang. Di dalam pembuatan start point, diperlukan pekerjaan penarikan benang (benangan) agar pemasangan keramik nantinya benar-benar rapi dan siku. Hendaknya pekerja mengikuti start point yang telah ditentukan oleh arsitek supaya hasilnya sesuai dengan rencana.

Nat Keramik

Nat keramik adalah istilah yang merujuk pada celah-celah yang ada di antara pasangan keramik. Nat ini terbentuk dari pemasangan keramik. Mengingat wujud keramik berupa potongan-potongan ubin, maka di antara pasangannya pasti akan terbentuk garis celah-celah. Garis inilah yang disebut nat. Celah-celah antara keramik mesti ditutup nat agar tidak ada kotoran, air, atau serangga yang memasukinya. Nat bisa dibuat memakai semen biasa. Tapi disarankan memakai bahan nat khusus supaya lebih kuat, awet, dan berwarna. Untuk ruangan yang memiliki kelembaban tinggi, Anda perlu menambahkan waterproofing ke dalam nat.

Plint/Skirting Lantai

Plint lantai disebut juga dengan istilah skiring. Plint merupakan batas vertikal antara keramik lantai dan dinding ruangan. Plint ini mesti dipasang untuk mempertegas eksistensi lantai dan dinding. Selain dapat menambah daya tarik ruangan, adanya plint ini juga mampu melindungi permukaan dinding dari alat pel yang akan mengotorinya. Ruangan yang tidak dilengkapi plint/skirting biasanya akan nampak kotor pada permukaan dinding bagian paling bawah karena sering terkena alat pel, sapu, dan kotoran. Plint ini juga akan membantu mencegah rembesan air ke dinding. Pemasangan plint ini dilakukan pada bagian paling bawah dinding secara vertikal dengan ukuran 7-12 cm.

Tali Air

Tali air adalah garis berbentuk cekungan yang mempunyai ukuran lebar maksimal 1 cm dan panjangnya mengikuti garis pemasangan plint. Tali air ini akan melengkapi keberadaan plint/skirting lantai tersebut. Tali air berfungsi untuk menambah pesona ruangan, meningkatkan daya tarik lantai keramik, menahan kelembaban air dari bawah, serta mempunyai peran sebagai jalur rembesan air supaya tidak langsung mengenai lantai keramik. Tali air sebaiknya dibuat untuk menyempurnakan penampilan area lantai di dalam interior rumah Anda.

Screeding

Screeding merupakan lantai alas untuk pemasangan keramik. Screeding ini tidak ubahnya seperti lantai semen. Sebelum keramik dipasang, Anda perlu membuat screeding sebagai alasnya. Screeding harus dibuat serata mungkin untuk mempermudah dalam pemasangan keramik nantinya. Screeding ini dibuat dari campuran semen dan pasir halus yang telah diayak. Sebelumnya dilakukan upaya meratakan tanah, lalu dibuatlah screeding di bagian atasnya dengan ketebalan 3-5 cm tergantung kondisi tanah. Barulah kemudian ubin-ubin keramik bisa dipasang di atas screeding ini.

Waterproofing

Waterproofing pada dasarnya merupakan bahan pelapis yang bersifat anti-air. Fungsi utamanya adalah mencegah rembesan air. Penggunaan waterproofing akan mencegah air menggenangi keramik terutama dari bagian natnya. Pemasangan keramik di ruangan-ruangan yang mempunyai kelembaban tinggi harus dilengkapi dengan waterproofing supaya tidak terjadi kebocoran atau rembesan air di keramiknya. Anda bisa mencampurkan bahan waterproofing ini dengan adukan nat. Atau bisa juga Anda mengaplikasikan waterproofing ini di atas lapisan nat yang sudah jadi.