Ketahui Untung Rugi Rumah Subsidi Sebelum Membeli agar Tak Salah

Proses pembelian rumah memang harus senantiasa dilakukan dengan teliti dan hati-hati. Kendati program KPR FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan) ini pada dasarnya sangat membantu Anda yang tergolong MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah), kejelian tetap menjadi faktor utama supaya Anda tepat dalam menentukan rumah yang sesuai.

Disebut rumah bersubsidi karena rumah ini sudah mendapatkan subsidi dari pemerintah. Hal ini mengakibatkan harganya lebih murah dan sudah dipatok di rentang harga tertentu. Selain itu, pembayaran cicilannya juga terjangkau di setiap bulannya dengan tenor yang panjang berkisar antara 10-20 tahun.

Ada baiknya sebelum Anda memutuskan untuk membeli rumah bersubsidi, pastikan Anda mengetahui kelebihan dan kekurangannya terlebih dahulu.

KEUNTUNGAN

Berikut ini keuntungan-keuntungan yang dimiliki oleh rumah bersubsidi dari pemerintah, antara lain :

  1. Harganya Jauh Lebih Ringan

Rumah bersubsidi merupakan pilihan yang paling tepat untuk mendapatkan rumah dengan harga yang terjangkau. Ini dikarenakan rumah ini memang sudah disubsidi oleh pemerintah melalui program kesejahteraan nasional. Rumah ini juga diperuntukkan bagi masyarakat yang penghasilannya rendah.

  1. Dibangun oleh Pengembang Tepercaya

Pemerintah tentu tidak mau main-main dengan programnya. Mereka tidak akan menjalin kerjasama dengan developer yang kualitasnya masih diragukan. Semua pengembang yang tergabung dalam proyek tersebut sudah mempunyai reputasi yang tepercaya, meskipun skalanya kecil. ini berarti risiko Anda ditipu oleh developer nakal pun hampir mustahil.

  1. Bertempat di Lokasi yang Potensial

Kebanyakan lokasi yang dipilih untuk dibangun rumah bersubsidi ialah daerah yang sedang mengalami perkembangan pesat. Kawasan yang berdekatan dengan perindustrian merupakan lokasi yang paling banyak dilirik. Hal tersebut tentu akan memudahkan Anda bila nanti sudah memiliki rumah bersubsidi ini.

  1. Tidak Ada Rumah Inden

Pemerintah juga telah mengatur bahwa tidak ada sistem rumah inden pada program rumah bersubsidi ini. Tujuannya adalah melindungi rakyatnya dari ulah para developer yang curang. Pada saat Anda ingin membeli, kondisi rumah-rumah ini sudah siap ditinggali. Perlu diketahui, rumah inden merupakan rumah yang dipesan di muka dan belum dibangun.

  1. Kelengkapan Syarat-syaratnya Gampang

Persyaratan yang harus dipenuhi untuk membeli rumah bersubsidi tidak terlalu rumit kok. Berdasarkan peraturan Kemenpera No. 3 tahun 2014, syarat-syarat mengajukan KPR-FLPP yaitu WNI berusia minimal 21 tahun, mempunyai penghasilan tetap maksimal Rp 4 juta untuk rumah tapak dan Rp 7 juta untuk rumah susun, memiliki NPWP, melampirkan fotokopi SPT dan PPh, belum mempunyai rumah pribadi, serta belum pernah mendapatkan subsidi dari pemerintah terkait proses kepemilikan rumah.

KERUGIAN

Sebaliknya, kerugian-kerugian pada saat Anda membeli rumah bersubsidi meliputi :

  1. Spesifikasi Bangunannya Masih Standar

Semua rumah bersubsidi dibangun dengan spesifikasi yang benar-benar standar. Anda tidak bisa menemukan rumah yang berukuran luas, desainnya mewah, atau pun rumah dengan fasilitas yang sempurna di sini. Bahkan ukurannya pun sudah dibatasi yakni rumah tapak seluas 36 m2 dan rumah susun seluas 21-36 m2.

  1. Akses Informasinya Sulit Didapatkan

Apabila Anda sudah berkeinginan kuat untuk membeli rumah bersubsidi, disarankan untuk selalu bersikap pro-aktif. Pasalnya sumber informasi yang bisa Anda dapatkan untuk mengetahui rumah subsidi di dekat Anda dan serba-serbinya masih sangat terbatas. Kalau Anda hanya diam menunggu sampai pemerintah setempat mengumumkan proyek rumah bersubsidi, bisa jadi rumah tersebut sudah keburu habis dibeli oleh orang lain.

  1. Lokasinya Jauh dari Pusat Kota

Seperti yang sudah disebutkan di atas, rumah yang dibangun dengan subsidi pemerintah biasanya berlokasi di kawasan perindustrian yang notabene jauh dari pusat kota. Saat Anda memutuskan membeli rumah ini, Anda harus siap dengan semua konsekuensinya. Termasuk jika nantinya mengalami kesulitan dalam mengakses fasilitas-fasilitas umum.