Bata merah dan bata putih merupakan material yang sering dipakai sebagai bahan baku untuk pembuatan dinding bangunan. Bata merah biasanya disebut juga sebagai batu bata, sedangkan sebutan lain untuk batu putih yaitu bata ringan atau hebel. Material lainnya yang sering pula digunakan untuk mendirikan dinding antara lain batako, beton, gypsum, kayu, bambu, dan sebagainya.
Kebanyakan masyarakat Indonesia saat ini memilih bata merah untuk bahan dasar pembangunan dinding rumahnya. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, peminat bata putih juga semakin bertambah banyak. Kondisi ini lantas memunculkan persaingan yang cukup sengit antar keduanya. Lantas, mana sih yang lebih bagus antara bata merah dan bata putih ini? Apa pula perbedaan antara kedua jenis bata tersebut?
Marilah kita mencari tahu perbandingan antara batu bata merah dan bata putih, beserta perbedaannya!
Bata Merah
Bata merah merupakan bahan bangunan yang terbuat dari tanah liat/lempung. Teknik pembuatannya yaitu mencetak tanah sedemikian rupa, lalu membakarnya sehingga strukturnya berubah menjadi kuat. Selain dikerjakan secara tradisional, pembuatan bata merah juga bisa dilakukan secara mekanis memakai alat-alat pendukung yang modern.
Pada umumnya, bata merah memiliki dimensi yakni panjang 17-23 cm, lebar 7-11 cm, dan tebal 3-5 cm. Sedangkan kuat tekan dari material ini adalah 2,5-25 N/mm2 dengan ketahanan terhadap api hingga mencapai 2 jam. Tebal spesi yang dibutuhkan dalam pasangan bata merah sekitar 2-3 cm serta jumlah per luasannya (1 m2) berkisar antara 70-72 buah.
Bata merah mempunyai kelebihan utama yaitu harga belinya yang cukup murah serta daya tahannya terhadap api, panas, dan kebakaran pun tinggi. Metode pemasangannya juga terbilang cukup sederhana dan tidak terlalu memerlukan teknik yang rumit. Bahkan ukurannya yang relatif kecil akan mempermudah kita dalam mengangkut dan menyusunnya.
Sayangnya, kualitas bata merah di pasaran tidak seragam. Material ini juga tergolong konduktor yang cukup baik sehingga gampang menyerap panas ataupun dingin. Waktu yang dibutuhkan untuk memasangnya pun cukup lama mengingat kita harus menyusun bata-bata merah yang notabene dimensinya lumayan mungil. Selain itu, risiko timbulnya keretakan pada plesteran dinding bata merah juga lebih tinggi.
Bata Putih
Bahan baku pembuatan bata putih adalah semen, pasir silika, dan kapur. Karakteristik utama dari bata putih ialah bentuknya yang presisi, kekuatannya sangat tinggi, tahan terhadap api, dan awet. Material ini dikenal pula mempunyai permukaan dengan tingkat kerataan yang baik, bobotnya pun ringan, dan halus. Oleh karena itu, pemakaian bata putih akan mengurangi beban struktur dari suatu bangunan secara signifikan, mempercepat pelaksanaan pembangunan, dan meminimalisir sisa material.
Dimensi bata putih biasanya memiliki panjang 30-60 cm, tinggi 20-40 cm, dan tebal 7-20 cm. Kuat tekan yang dimilikinya bahkan mencapai lebih dari 4,0 N/mm2 dengan ketahanan terhadap api sampai 4 jam. Pada penerapannya, pemasangan batu putih biasanya menggunakan spesi dengan ketebalan sekitar 3 mm hingga 1 cm sehingga untuk membentuk luasan per meter diperlukan sebanyak 22-26 buah bata putih.
Kelebihan dari bata putih yaitu bersifat kedap air dan tidak berisiko terkena rembesan. Pemasangannya pun lebih cepat dan rapi serta tidak membutuhkan spesi yang tebal. Di samping itu, bata putih juga merupakan material yang tahan terhadap api, gempa, dan suara bising.
Sebaliknya kekurangan dari bata putih yakni bandrol harganya di pasaran lumayan mahal. Apalagi material ini juga hanya bisa dijumpai di toko-toko bangunan besar dan pembeliannya pun harus dalam volume yang banyak. Sayangnya karena masih termasuk bahan bangunan yang baru, hanya beberapa tukang saja yang sanggup memasang bata putih dengan benar.