6 Langkah : Cara Membuat Semen yang Baik Beserta Bahan Bakunya Komplit

Semen adalah bahan bangunan yang berfungsi sebagai perekat adukan beton. Bahan penyusun semen terdiri atas material yang mengandung kapur (calcareous materials) dan material yang mengandung silika (argillaceous materials). Semen terbuat dari campuran batu kapur, tanah liat, pasir besi, pasir silika, dan gypsum dengan komposisi tertentu.

Ada dua metode yang dapat dilakukan dalam proses pembuatan semen. Di antaranya yaitu proses basah dan proses kering. Perbedaan keduanya terletak pada proses penggilingan dan homogenisasi. Proses penggilingan tipe basah memanfaatkan air, sedangkan pada tipe kering mengandalkan gas panas. Nah, berikut ini merupakan tahap-tahap dalam pembuatan semen secara lengkap!

Tahap 1. Quarry

Quarry adalah proses penggalian dan pengekstrakan bahan-bahan penyusun semen. Batu kapur, tanah liat, batu silika, dan material-material lain yang mengandung kalsium, silikon, aluminium, dan besi diekstraksi sedemikian rupa dengan cara dikeruk atau diledakkan dari tempat penggalian. Alat berat yang digunakan biasanya berupa mesin drilling dan mesin blasting.

Tahap 2. Crushing

Crushing berarti memecah material-material yang diperoleh dari hasil penambangan menjadi ukuran yang lebih kecil. Untuk membantu efisiensi kerja biasanya tahap ini dibantu dengan mesin crusher. Di dalam proses penghancuran ini, para pekerja bertanggung jawab memperkecil ukuran bahan baku semen.

Tahap 3. Conveying

Tahap ini dilaksanakan dengan memindahkan bahan-bahan tambang dari tempat penggalian ke lokasi pabrik. Tujuannya tidak lain adalah untuk mempermudah dalam mencampur semua bahan tersebut menjadi satu dan memantau kualitasnya. Di sini, Anda bisa menggunakan bantuan dari alat yang bernama belt conveyor sehingga prosesnya menjadi lebih cepat dan dapat menghemat anggaran.

Tahap 4. Raw Mill

Raw Mill ialah tahap penggilingan bahan-bahan pembentuk semen. Dalam proses penggilingan basah perlu ditambahkan air secukupnya untuk membuat adukan memiliki slurry dengan kadar air sekitar 34-38 persen. Semua material dan air lantas dimasukkan ke dalam mesin raw mill. Selama proses penggilingan berlangsung, material-material ini akan bergerak dari satu ruang ke ruangan yang lainnya. Pada ruangan 1 terjadi proses pemecahan material yang kemudian akan mengalami gesekan sehingga membentuk slurry pada ruangan 2 dan 3.

Sementara itu, pada proses penggilingan kering, seluruh rangkaian proses penggilingan ini terjadi di dalam duodan mill yang terdiri atas drying chamber, compt 1, dan compt 2. Bahan-bahan baku penyusun semen dimasukkan ke mesin bersamaan dengan dialirkannya gas panas dari suspension preheater dan menara pendingin. Untuk mencapai efisiensi kinerja, pada ruangan pengering dilengkapi dengan filter yang berguna untuk mengangkut dan menaburkan material. Alhasil material dan gas panas pun dapat terkontaminasi secara merata dalam waktu yang bersamaan. Proses selanjutnya yaitu pemisahan material kasar dan material halus yang terjadi di dalam ruang separator.

Tahap 5. Homogenisasi

Proses ini bertujuan untuk menghasilkan campuran bahan-bahan penyusun semen yang bersifat lebih homogen. Pada proses basah, semua slurry dimasukkan ke dalam mesin mixing basin untuk keperluan pencampuran. Setelah itu, hasilnya dialirkan kembali menuju ke tabung pengoreksian. Berbeda halnya dengan proses kering, seluruh prosesnya berlangsung di dalam ruang blending silo dengan sistem aliran corong.

Tahap 6. Burning

Burning atau pembakaran bertujuan untuk membentuk clinker. Tahap ini terjadi di dalam kiln yaitu tabung yang dilengkapi dengan semburan api di bagian dalamnya. Pada dasarnya, kiln didesain untuk mengoptimalkan efisiensi dari perpindahan yang bersumber dari proses pembakaran bahan bakar.