Papan serat merupakan salah satu jenis papan kayu buatan. Papan serat ini sendiri terbuat dari tumbuh-tumbuhan yang mengandung liknoselulosa yang tinggi. Serat-serat tumbuhan tersebut direkatkan satu sama lain. Proses ini memerlukan lem khusus yang memiliki daya rekat yang tinggi. Kemudian dilakukan pengempaan dingin serta pengempaan panas. Tingkat kerapatan serat menurut standar ISO antara lain untuk kerapatan rendah 0.35 gr/cm3, kerapatan sedang 0.35-0.8 gr/cm3, dan kerapatan tinggi lebih dari 0.8 gr/cm3. Ini merupakan standar yang berlaku di dunia industri.
Pembuatan papan serat pada mulanya hanya sekadar untuk mengatasi masalah lingkungan hayati akibat tumpukan sampah kayu. Kayu-kayu bekas yang sudah tidak terpakai ini diolah sedemikian rupa agar bisa digunakan kembali dan mempunyai nilai ekonomi yang lebih tinggi. Tidak disangka ternyata antusiasme masyarakat terhadap papan serat tadi begitu tinggi. Sampai akhirnya terbentuk pangsa pasar tersendiri yang sangat potensial bagi industri papan serat. Kebanyakan papan serat ini dipakai sebagai bahan baku pembuatan furniture, perabot rumah tangga, dan kerajinan tangan.
Pepatah mengatakan kalau ada gula pasti ada semut di sekitarnya. Begitu pula dengan manisnya dalam berbisnis furniture papan serat. Mengingat tingkat permintaan pasar akan perabotan yang terbuat dari papan serat ini memang begitu tinggi, maka jangan heran kalau ada banyak sekali para pengusaha yang berani melakukan investasi yang sangat besar serta mau menyediakan produk-produk yang terbuat dari bahan baku papan serat. Mungkin Anda juga tertarik untuk berbisnis di sektor ini? Kami sarankan Anda untuk mempelajari terlebih dahulu tentang seluk-beluk papan serat.
Nah, kali ini kita secara bersama-sama akan belajar tentang langkah-langkah pembuatan papan serat ini. Dimulai dari proses pembuatan serpihan kayu yang menjadi bahan bakunya.
Langkah 1. Pembuatan Serpih
Pada mulanya perusahaan furniture hanya bakal memanfaatkan serpihan kayu (chip) yang menjadi sisa dari proses penggergajian. Namun seiring dengan meningkatnya jumlah produksi, maka perusahaan pun harus membuat serpihan kayu ini sendiri untuk memenuhinya. Chip terbuat dari kayu tanpa lapisan kulit supaya daya tahannya lebih tinggi. Pembuatan chip secara konvensional dikerjakan dengan memotong atau membelah kayu beberapa kali hingga ukuran partikel-partikelnya menjadi sangat kecil. Kurang lebih ukuran serpihan kayu yang diharapkan adalah 25 x 25 x 10 mm.
Langkah 2. Penyaringan Serpih
Serpihan kayu yang sudah terkumpul hampir bisa dipastikan jika ukurannya pasti tidak sama. Oleh sebab itu, langkah berikutnya yang harus dilakukan ialah menyaring serpihan-serpihan kayu tersebut, terutama memisahkan serpihan kayu yang ukurannya terlalu besar. Tujuan dari dilakukannya penyaringan ini yaitu memperoleh ukuran serpihan-serpihan kayu yang seragam dan sesuai dengan standarisasi yang berlaku. Proses ini dilakukan menggunakan alat penyaring khusus. Anda bisa membeli mesin penyaring serpihan kayu tersebut di toko.arafuru.com ya. Ikuti instruksi pada buku manualnya.
Langkah 3. Pembuatan Massa Berserat (Pulp)
Langkah selanjutnya yaitu pembuatan massa berserat (pulp) dari serpihan kayu/chip yang telah berhasil dikumpulkan. Tak hanya melalui metode pengerjaan secara mekanik saja, tapi proses pembuatan massa berserat ini juga dapat dilakukan secara kimiawi, semi kimia, thermal, serta eksplosi. Dikarenakan proses pengerjaannya yang sangat rumit dan harus mempertimbangkan aspek-aspek tertentu, maka kami akan membahas topik ini di artikel mendatang supaya pembahasannya dapat lebih lengkap serta mendalam. Bagaimanapun juga ini merupakan proses yang sangat penting dalam pembuatan papan serat.
Langkah 4. Pengeringan Massa Berserat
Massa berserat perlu dikeringkan terlebih dahulu sebab kandungan air yang ada di dalamnya bakal turut mempengaruhi proses pembuatan papan serat. Kalau kadar air di massa berserat ini terlalu tinggi, maka risiko terjadinya blow up pada saat dilakukannya pengempaan pun meningkat tajam. Sebaliknya apabila kandungan air ini terlalu rendah, maka laju transfer panas yang berasal dari permukaan papan ke bagian dalamnya pun akan berkurang. Akibatnya yaitu waktu pengempaan pun semakin lama. Adapun kadar air yang ideal adalah berada pada titik jenuh serat berkisar antara 25-30 persen.
Langkah 5. Pemberian Bahan Perekat
Bahan perekat merupakan suatu bahan yang memiliki fungsi perekatan sehingga dapat merekatkan atau menjadikan satu atas bahan-bahan yang direkatkan. Cara penerapan bahan perekat biasanya dikerjakan dengan menempelkan atau mempersatukan benda-benda tersebut. Contoh-contoh bahan perekat yang biasa digunakan untuk pembuatan papan serat ini antara lain lem, resin, adhesive, binder, dan mucilage. Dalam pembuatan papan partikel, jenis bahan perekat yang dipakai akan mempengaruhi ketahanannya terhadap kelembaban. Sebab pada dasarnya air merupakan musuh utama dari bahan perekat.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memberikan bahan perekat yaitu :
- Jumlah bahan perekat yang digunakan harus pas sekitar 2-10 persen dari bobot massa berserat.
- Pemberian bahan perekat wajib dilaksanakan secara merata ke seluruh bagian massa berserat untuk meningkatkan ikatan antar serat.
- Diusahakan pH bahan perekat dalam kondisi yang asam supaya proses pengeringannya mampu berlangsung dengan cepat.
- Tingkat viskositas bahan perekat yang disarankan sekitar 200-700 op.
- Kadar air mat yang disarankan mencapai 60-70 persen.
Langkah 6. Pembuatan Mat
Proses pembuatan mat untuk menghasilkan papan serat biasanya dilakukan menggunakan mesin-mesin khusus yang meliputi deckle box machine, fourdriner machine, serta clynder machine. Ada dua macam metode dalam membuat mat ini antara lain metode basah serta metode kering. Proses pembuatan mat menggunakan metode basah melewati tiga tahap antara lain dryning process, dry pressing process, dan wet pressing process. Sementara itu, pembuatan mat dengan metode kering terdiri atas dua tahap yaitu dry pressing process dan semi dry pressing process. Mat yang sudah jadi, kemudian dikeringkan dengan mengatur tingkat kecepatan penguapan air, kelembaban udara, dan suhu udara.
Langkah 7. Pengempaan Panas
Fungsi utama proses pengempaan panas adalah mengubah uap air pada mat menjadi uap air yang dapat mengenyalkan serat kayu. Tujuannya apa? Tak lain supaya serat kayu tersebut mudah ditekan sehingga bentuknya pun sama seperti mat (cetakannya). Tahap ini sekaligus berguna untuk mengalirkan transmisi panas yang berasal dari lapisan permukaan papan menuju ke bagian tengah papan serat. Dengan begitu, maka proses polimerisasi bahan perekat pun sanggup berlangsung lebih cepat. Hal ini akan bermanfaat terhadap kekuatan, daya tahan, dan keawetan papan serat yang dihasilkan.
Adapun prosesnya sendiri dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
- Pengempaan panas menggunakan suhu 2000 oC dengan tekanan 50 kp/cm2 selama 1,5 menit. Lalu tekanan diturunkan sampai 15 kp/cm2 dan dipertahankan selama 4,5 menit.
- Kemudian dari tekanan 15 kp/cm2 ini dinaikkan lagi mencapai tekanan 50 kp/cm2. Pertahankan tekanan ini selama waktu 2,5 menit.
- Lalu dari tekanan 50 kp/cm2 tadi dilepaskan untuk mengubah nilai tekanannya ke titik nol secara perlahan-lahan. Proses pengempaan panas pun telah selesai dilaksanakan.
Langkah 8. Pengempaan Dingin
Proses pengempaan dingin berfungsi untuk mengeluarkan kadar air dan gelembung udara yang terdapat di dalam mat. Langkah ini juga dapat memadatkan mat serta menentukan tebal mat lebih awal sehingga penghitungan kebutuhan sumber energi dan biayanya bisa dilakukan sejak awal. Selain itu, pengempaan dingin mempunyai kegunaan untuk membantu mengalirkan bahan perekat sehingga membentuk lapisan tipis serta membantu proses pemindahan/penembusan bahan perekat dari bagian permukaan papan ke bagian papan yang lainnya. Tahap ini wajib dilaksanakan dengan baik.
Langkah 9. Pemotongan Papan Serat
Papan serat ini selanjutnya akan dipotong pada bagian sisi panjang dan sisi lebarnya menurut ketentuan tertentu. Pemotongan papan serat wajib dilaksanakan sesuai standar dan keinginan si pemesan. Papan serat yang sudah dipotong, lantas diampelas untuk menghilangkan lapisan permukaan bagian atas yang langsung mengalami pengerasan, menghasilkan permukaan yang bertekstur halus, serta menghasilkan ukuran permukaan yang lebih luas dan tepat. Setelah pekerjaan pengampelasan selesai, berikutnya ialah papan-papan serat ini disortir berdasarkan tingkat kualitasnya.