Bambu apus (Gigantochloa apus) dikenal pula dengan sebutan bambu tali. Ini merupakan jenis tanaman bambu yang tersebar luas di Indonesia dan negara-negara di Asia tropis lainnya. Bambu apus sering kali digunakan sebagai bahan baku untuk membuat kerajinan tangan. Masyaraka di Pulau Jawa khususnya biasa memanfaatkan bambu ini. Sebutan daerahnya antara lain pring tali, pring apus, pring apes, deling apus, deling tangsul (Jawa), awi tali (Sunda), perreng tale (Madura), atau tiying tali, tiying tlantan (Bali).
Bambu apus/tali merupakan tanaman yang merumpun. Pohonnya tegak dan rapat. Rebungnya hijau, tertutupi bulu-bulu miang berwarna cokelat dan hitam. Bentuk bambunya lurus ke atas dengan ujung yang meruncing serta mampu tumbuh hingga tingginya mencapai 22 m dengan diameter sekitar 4-15 cm. Buluhnya berwarna hijau kelabu, hijau terang, atau hijau kekuningan. Panjang ruasnya sekitar 20-60 cm. Sedangkan bentuk buku-bukunya sedikit menonjol keluar.
Diperkirakan tanaman bambu apus berasal dari Burma dan Thailand Selatan. Bambu ini menyebar luas di wilayah Asia tropis, termasuk kawasan Malesia, India, dan Indocina. Kemungkinan besar bambu apus dibawa oleh manusia prasejarah saat melakukan migrasi ke Pulau Jawa. Dari sini, bambu tali ini lantas menyebar ke pulau-pulau lain di sekitarnya seperti Sumatera bagian selatan, Kalimantan bagian tengah, dan Sulawesi bagian tengah. Bahkan kini bambu tali sudah tersebar hingga ke Afrika dan Amerika.
Bagi masyaraka Jawa khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya, bambu tali merupakan jenis bambu yang paling penting bagi segi ekonomi. Bambu ini merupakan bahan utama untuk membuat berbagai produk kerajinan tangan dari bambu seperti alat memasak, perabotan anyaman rumah tangga, alat penangkap ikan, alat musik tradisional, tali-temali, dan sebagainya. Bahkan bambu tali/apus pun banyak dipakai untuk membuat struktur bangunan seperti rangka atap, tiang, dan dinding.
CIRI-CIRI
Ciri-ciri bambu apus atau bambu tali antara lain :
- Bentuk buluhnya lurus dengan ujung yang melengkung.
- Warna bambu yaitu hijau kelabu, hijau terang, atau hijau kekuningan.
- Panjang bambu bisa mencapai 22 m dengan diameter 4-15 cm.
- Tebal dinding bambu apus lebih kurang 1,5 cm.
- Panjang ruas bambu apus berkisar antara 20-60 cm.
- Sisi luarnya tertutupi miang berwarna cokelat gelap.
- Bambu apus mulai bercabang setelah tingginya mencapai 1,5 m.
- Pelepah bambu tidak lekas rontok dan berbentuk trapezoid.
- Daun pelepah buluh menyetiga dengan dasar menyempit.
- Kuping pelepah seperti bingkai, kecil, dan membulat.
- Perbungaan bambu apus berupa malai pada ranting yang berdaun.
- Spikelet bambu apus berbentuk bulat telur dan sempit.
Bambu apus atau bambu tali mempunyai sifat-sifat mekanis. Di bawah ini sifat-sifat mekanis yang dimiliki oleh bambu apus/tali secara berturut-turut, baik untuk bilah dengan buku maupun bilah tanpa buku.
- Keteguhan patah : 87,5 N/mm2 dan 74.9 N/mm2
- Keteguhan tekan sejajar arah serat : 37,5 N/mm2 dan 33,9 N/mm2
- Keteguhan geser : 7,47 N/mm2 dan 7,65 N/mm2
- Keteguhan tarik : 299 N/mm2
KELEBIHAN
Berikut ini kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh bambu apus, antara lain :
- Memiliki Struktur yang Kuat dan Kokoh
Bambu apus atau bambu tali selama ini dikenal sebagai salah satu jenis bambu yang mempunyai struktur yang sangat kuat dan kokoh. Bambu ini tidak mudah rusak atau patah. Meski mengalami kerusakan, titik terjadinya kerusakan tidak langsung putus. Sehingga bambu apus ini dinilai aman untuk dipakai dalam pekerjaan konstruksi bangunan. Bambu ini sering dibuat menjadi dinding, tiang, lantai, langit-langit, dan atap. Bahkan ada pula yang memanfaatkannya sebagai tulangan dalam pembuatan beton bertulang menggantikan besi baja.
- Mempunyai Tingkat Elastisitas Sangat Baik
Tingkat elastisitas yang dimiliki oleh bambu apus terbukti sangat baik. Bambu ini bisa melengkung dalam jarak yang cukup jauh sehingga tidak mudah patah dan aman digunakan. Fleksibilitasnya yang sangat tinggi ini pula yang membuat para pengrajin lebih senang memilihnya untuk diolah menjadi produk kerajinan tangan, terutama produk-produk yang mengandalkan teknik anyaman dan keahlian dalam merangkai bilah-bilah bambu.
- Mudah Diolah Menjadi Beragam Produk
Bambu tali atau bambu apus merupakan bahan baku yang sangat baik untuk digunakan dalam proses pembuatan produk kerajinan tangan. Salah satunya karena bambu ini mudah diolah lebih lanjut menjadi suatu produk jadi. Tidak hanya peralatan dapur saja, bambu tali ini bahkan juga bisa disulap menjadi furniture, anyaman, alat musik, alat penangkap ikan, ornamen ruangan, dan lain-lain. Proses pengolahannya yang mudah membuat para pengrajin sangat menyukainya.
- Memiliki Corak Alami yang Cukup Menarik
Sama halnya seperti kayu, bambu juga mempunyai corak yang begitu khas. Corak ini terbentuk secara alami seiring dengan pertumbuhan pohon bambu. Begitu pula dengan bambu apus yang mempunyai corak alami yang cukup menarik. Jikalau mau, Anda bisa mempertegas motif corak tersebut dengan mengaplikasikan bahan finishing yang bersifat transparan. Bahan ini juga akan membuat permukaan bambu nampak mengkilap dan terkesan mewah.
- Mengandung Khasiat Sebagai Obat Herbal
Khasiat bambu apus sebagai obat herbal tercatat di dalam lontar usada yaitu kitab pengobatan kuno dari Bali. Di dalam lembaran-lembaran lontar tersebut disebutkan bahwa akar dan buluh bambu apus mengandung manfaat sebagai obat penyakit kencing manis serta ampuh digunakan untuk meremajakan kulit. Berdasarkan hasil uji laboratorium, bambu apus mengandung asam-asam lemak baik asam lemak jenuh seperti asam palmitat, asam stearat, dan lain-lain serta asam lemak tak jenuh seperti asam oleat dan berbagai senyawa baik lainnya seperti kurkumena, limonena, dan toluena.
KEKURANGAN
Sementara itu, bambu apus juga mempunyai beberapa kekurangan yaitu :
- Mengandung Sari Pati yang Tinggi
Bambu apus merupakan salah satu jenis bambu yang mengandung sari pati yang cukup tinggi. Kadar pati di dalam buluh ini berfluktuasi dengan kisaran antara 0,24-0,71 persen tergantung pada musim. Guna mengurangi kandungan pati sehingga bambu menjadi lebih awet, diperlukan upaya pengawetan bambu baik secara tradisional maupun menggunakan bahan-bahan kimiawi. Kami sudah menjelaskan metode pengawetan bambu secara lengkap pada artikel sebelumnya.
- Mengandung Kadar Air yang Tinggi
Diketahui bahwa bambu apus mengandung air yang sangat tinggi. Kadar air yag tinggi ini menjadi salah satu penyebab kerusakan bambu tersebut apabila tidak ditangani dengan baik. Serangga penyerang bambu seperti rayap dan kumbang bubuk juga akan terpancing menyerang dengan tingginya kadar air tersebut. Oleh sebab itu, bambu perlu dikeringkan terlebih dahulu sebelum diolah menjadi produk kerajinan tangan. Proses pengeringan bambu ini dapat dilakukan memakai bantuan angin atau menggunakan oven raksasa.
- Rebungnya Pahit dan Kurang Enak
Bagi Anda pencinta kuliner berbahan dasar rebung bambu, Anda akan menelan kecewa kalau terlanjur membeli rebung bambu. Pasalnya rebung tersebut sebenarnya kurang sedap apabila diolah menjadi suatu masakan. Mengapa? Sebab rasanya cukup pahit. Namun bila sudah terlanjur membelinya, Anda bisa mencoba merendam rebung bambu apus ini di dalam air atau lumpur selama 3-4 hari berturut-turut. Perendaman ini bertujuan untuk menghilangkan rasa pahit yang terkandung di dalamnya.