Menyuburkan Tanah Pertanian yang Tepat Berdasarkan Jenis Tanahnya

Para petani membudidayakan suatu tanaman dengan maksud untuk mendapatkan hasil dari tumbuhan tersebut. Entah itu buah, bunga, daun, batang, atau umbi/akarnya. Agar dapat ditanami benih tumbuh-tumbuhan, maka kondisi tanah yang digarap haruslah subur. Tanaman yang tercukupi kebutuhan unsur haranya pasti akan cepat tumbuh besar dan memberikan hasil yang optimal. Hal yang mutlak dilakukan untuk menyuburkan tanah adalah memberikan bahan organik berupa kompos atau bokashi. Ekosistem kehidupan di dalam tanah juga perlu dijaga dengan baik untuk mendukung pertumbuhan tanaman.

Tanpa Anda sadari, air dan udara dapat berperan pula sebagai agen penyubur tanah. Kedua unsur alam ini mampu bertindak sebagai pengendali kondisi fisik, kimia, dan biologi media pertanaman. Oleh karena itu Anda juga perlu memperhatikan faktor-faktor ini ketika sedang mengolah tanah untuk meningkatkan kesuburannya. Tanah yang subur merupakan kebutuhan mutlak bagi lahan pertanian. Dengan demikian, kebutuhan nutrisi bagi tanaman yang tumbuh di sana mampu tercukupi dengan baik. Proses pengolahan lebih lanjut akan membuat kondisi tanah tersebut menjadi lebih ideal.

Proses penyuburan tanah hendaknya disesuaikan dengan keadaan tanah pada saat itu agar tepat guna. Dengan demikian, usaha yang Anda lakukan untuk menyuburkan tingkat kesuburan tanah tersebut pun bakal berlangsung secara efektif. Perlu Anda ketahui, setidaknya terdapat 6 macam tanah berdasarkan sifat dan karakteristiknya.

Tanah Liat

Tanah liat sebenarnya kaya akan kandungan unsur hara. Tetapi sayangnya unsur hara di dalam tanah liat ini susah diserap oleh akar tumbuhan karena kandungan unsur oksigen di dalamnya yang terlalu sedikit. Jadi Anda perlu meningkatkan kandungan oksigennya supaya tanaman tetap dapat tumbuh di tanah liat tadi. Caranya yaitu Anda bisa memberikan pupuk kompos, bokashi pupuk kandang, atau arang ke dalam tanah. Lalu tanah tersebut diolah melalui proses pencangkulan supaya teksturnya menjadi lebih gembur. Hasilnya berupa tanah subur yang siap dipakai untuk bercocok tanam.

Tanah Berpasir

Kekurangan tanah berpasir adalah tidak mampu menahan air dengan baik. Air yang disiramkan ke tanah ini pasti bakalan langsung masuk jauh ke dalam tanah sehingga kondisi tanah lapisan atas menjadi cepat kering. Akibatnya tumbuhan yang ditanam di tanah berpasir akan merana. Supaya tanah berpasir dapat ditanami berbagai tumbuh-tumbuhan, Anda dapat menambahkan kompos/pupuk kandang, campuran daun hijau dan kotoran ayam, tanah, dan air dengan perbandingan 1:1:1:1. Timbunlah campuran bahan-bahan ini di dalam drum tertutup selama 3 minggu sebelum bisa digunakan.

Tanah Berkapur

Tanah yang banyak mengandung kapur biasanya mempunyai tingkat keasaman (pH) yang cukup tinggi. Tanah ini juga rawan mengalami longsor serta memiliki kandungan zat mikro yang rendah. Solusi untuk memperbaiki sifat pada tanah berkapur tersebut dapat dilakukan dengan menambahkan pupuk kompos  atau dedaunan hijau secukupnya. Sedangkan untuk menurunkan konsentrasi pH yang terlalu tinggi bisa dilaksanakan dengan menaburkan campuran pupuk dan belerang ke dalam tanah tersebut. Tanah jenis ini masih bisa digunakan untuk bertani asalkan diolah terlebih dahulu dengan tepat.

Tanah Asam

Tanah yang mempunyai pH yang berkisar antara 3-5 disebut sebagai tanah asam. Ciri-ciri tanah asam ini adalah kandungan air tanah di dalamnya berwarna kuning karat karena memang pH-nya yang rendah. Tanah asam acap kali banyak ditumbuhi oleh alang-alang di atasnya. Tanah asam merupakan tanah yang kurang ideal untuk dipakai bercocok tanam. Tanah asam yang ditanami jagung akan menyebabkan buah jagungnya cepat menguning. Sementara itu, bila ditanami kacang tanah, hasilnya tidak ada kacang tanah yang mampu menghasilkan umbi. Anda perlu jenis tanaman khusus untuk ditanam di sini.

Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kekurangan tanah asam, di antaranya :

  1. Tanah tersebut dicangkul/dibajak lalu dijemur di bawah sinar matahari selama 2 minggu
  2. Tanah ditaburi arang sekam kemudian dicangkul supaya arang sekamnya tercampur merata
  3. Tanah diolah dengan dibuat parit untuk mencegah genangan air dan membuang zat asamnya
  4. Tanah ditaburi pupuk organik sebanyak mungkin supaya tingkat keasamannya naik
  5. Tanah diberikan kapur pertanian (dolomit) kemudian dicangkul sampai tercampur rata

Tanah Gambut

Tanah gambut ini mengandung zat organik yang belum terurai dan memiliki pH rendah. Mikroorganisme juga tidak sanggup bekerja dengan baik di dalam tanah gambut karena sirkulasi udara di dalamnya yang macet.  Langkah-langkah yang bisa dikerjakan untuk mengatasi tanah gambut yakni memberikan pupuk , membuat parit, menerapkan kultur campuran mikroorganisme, dan menambahkan bakteri yang berasal dari limbah yang kaya protein. Tanah gambut umumnya berada di lingkungan rawa-rawa dan pedalaman hutan. Tanah ini masih bisa digunakan untuk membudidayakan jenis tanaman tertentu.

Tanah Podsolik

Tanah podsolik dapat dikenali dari warnanya yang merah kekuningan. Tanah semacam ini banyak sekali dijumpai di Pulau Kalimantan dan Pulau Sumatera. Anda perlu menaburkan pupuk kandang atau pupuk kompos agar tanah podsolik ini bisa dijadikan lahan pertanian. Upaya yang lainnya ialah menambahkan bakteri yang menguntungkan serta memasang mulsa penutup tanah terutama untuk melindunginya dari air hujan. Tanah podsolik yang telah diolah dengan baik akan menjadi tanah yang sangat subur sehingga cocok sekali digunakan untuk keperluan pertanian.