5 Langkah Kerja, Panduan Pembibitan Ikan Koi Supaya Hasilnya Bagus

Ikan koi merupakan ikan hias yang memiliki nilai ekonomis yang begitu tinggi. Bahkan ada pula ikan koi yang harganya mencapai lebih dari Rp 100 juta. Ikan ini begitu disukai karena mempunyai pesona yang menarik sekali. Warna tubuhnya beraneka ragam, penampilannya nampak cerah, serta memiliki gerakan yang lincah. Ikan koi selalu berenang kesana dan kemari sehingga bisa menghibur kita yang melihatnya. Jadi pantas sekali kalau orang-orang pun sangat tertarik dengan ikan koi. Hal ini membuat peluang bisnis ikan koi terbuka lebar, bahkan terus meningkat di setiap tahunnya.

Anda mungkin tertarik untuk membudidayakan ikan koi? Maka cobalah dengan dasar ilmu pengetahuan yang benar tentang budidaya ikan koi tentunya. Langkah awal dalam beternak ikan koi yaitu melakukan pembibitan terlebih dahulu. Kami memang lebih merekomendasikan Anda membeli ikan koi indukan sebagai modal awal daripada ikan-ikan koi anakan. Mengapa? Sebab ikan koi indukan jauh lebih mudah dirawat. Walaupun harganya pun lebih mahal, tapi ikan koi indukan yang sudah Anda beli nantinya akan menghasilkan anakan-anakan ikan koi untuk Anda budidayakan selanjutnya.

Dalam melakukan pembibitan ikan koi, Anda perlu melaksanakannya dengan metode yang tepat. Anda mesti mempersiapkan tempat pembibitan dengan sebaik-baiknya, merawat ikan koi secara masimal, dan memelihara burayak atau anakan ikan koi dengan sepenu hati supaya mampu tumbuh besar dalam tempo waktu yang relatif cepat.

Langkah I : Menyiapkan Tempat Pembibitan yang Sesuai

Kolam semen atau fiberglass merupakan kolam yang paling tepat digunakan sebagai tempat pembibitan ikan koi. Anda dapat menggunakan kolam yang cukup besar sesuai dengan jumlah ikan koi indukan yang akan menghuninya. Kolam ini kemudian bisa Anda isi dengan air hingga kedalamannya sekitar 30-60 cm atau tergantung ukuran ikan-ikan induk. Air yang bagus dimasukkan ke dalam kolam pembibitan adalah air yang mengandung kadar garam terlarut antara 0.1-1%, pH berkisar 5.5-7.5, kesadahan air 50-200 derajat dH, kadar oksigen 4 ppm, dan suhu 10-30 derajat celsius.

Anda tidak boleh langsung memasukkan air ini ke dalam kolam dan mengisinya hingga penuh. Sebelum dimasukkan ke dalam kolam pembibitan, air tersebut sebaiknya didiamkan terlebih dahulu selama 3 x 24 jam. Tujuannya yaitu mengendapkan kotoran-kotoran yang terlarut di dalam air. Sehingga kondisi air di kolam dapat terjamin kebersihannya dan aman digunakan oleh ikan koi indukan. Lengkapi pula kolam pemijahan ikan koi ini menggunakan sistem aerator untuk mengontrol kadar oksigen yang terkandung di dalamnya serta ijuk yang digepit bambu sebagai tempat untuk meletakkan telur.

Langkah II : Memilih Ikan Koi Indukan yang Berkualitas Tinggi

Syarat utama ikan koi yang bagus dijadikan sebagai indukan adalah ikan koi tersebut sudah mengalami matang kelamin dan matang tubuh, baik ikan koi jantan maupun ikan koi betina. Arti dari matang kelamin ialah ikan koi jantan sudah menghasilkan sel sperma serta ikan betina pun telah memproduksi sel telur yang matang. Sedangkan matang tubuh maksudnya yaitu ikan-ikan koi tersebut sudah layak menjadi induk-induk yang produktif bila ditinjau dari karakteristik fisiknya. Jangan pernah membeli ikan koi indukan yang belum mengalami matang kelamin dan matang tubuh karena Anda harus merawatnya lebih lama lagi.

Syarat-syarat lain yang juga harus dipenuhi oleh calon indukan ikan koi yang bekualitas tinggi antara lain ikan koi tersebut mempunyai tubuh yang sehat, tidak cacat, sisiknya rapi, dan mempunyai sirip lengkap. Calon induk yang dapat melahirkan benih-benih ikan koi yang unggul biasanya mempunyai gerakan yang anggun, gemulai, seimbang, serta tidak lemas. Ikan koi dengan karakteristik semacam ini bakal mampu memproduksi anakan-anakan yang kualitasnya tinggi pula. Pada umumnya, calon induk ikan koi jantan yang ideal berumur 2 tahun. Sementara untuk ikan betinanya berusia minimal 3 tahun.

Langkah III. Melakukan Pemijahan Ikan-ikan Koi Indukan

Perbandingan ikan jantan dan ikan betina yang perlu dipersiapkan untuk mendukung proses pemijahan adalah 2:1 atau 3:1. Di sini kita sengaja memakai induk jantan yang cukup banyak. Dengan menggunakan induk jantan lebih dari satu, maka risiko kegagalannya dapat diminimalisir. Sebelum pemijahan dimulai, ikan-ikan induk ini harus dipisahkan terlebih dahulu selama 3-5 hari. Selama masa karantina ini berlaku, hanya ikan koi betina saja yang boleh diberi pakan. Anda bisa memberikannya pakan yang mengandung banyak unsur protein. Sedangkan ikan koi jantan wajib dipuasakan.

Setelah waktu karantina selesai, lalu Anda bisa menyatukan ikan jantan dan ikan betina ke dalam kolam pembibitan. Proses ini hendaknya dilaksanakan ketika sore hari antara jam 4-6 sore. Kemudian tutuplah kolam tersebut menggunakan jala atau semacamnya untuk menciptakan suasana kolam yang tenteram. Biarkan kolam pemijahan ini selama semalaman agar ikan-ikan di dalamnya dapat memijah dengan baik. Ikan koi biasanya hanya membutuhkan waktu semalam saja untuk melakukan perkawinan dengan lawan jenisnya. Jadi hasilnya bisa langsung Anda lihat keesokan harinya.

Pada besok paginya, periksalah kondisi kolam pemijahan tersebut, terutama pada bagian ijuknya. Jikalau terdapat telur-telur ikan yang menempel di ijuk ini artinya ikan koi indukan sudah berhasil melaksanakan pemijahan dengan maksimal. Kami sarankan ke Anda untuk mengeluarkan semua ikan-ikan indukan tad dari kolam pemijahan ke kolam lain untuk pemeliharaan. Tujuannya agar telur-telur ikan tersebut tidak dimakan oleh ikan koi indukan yang kelaparan. Namun sebaliknya, jika kondisi di dalam kolam ternyata masih kosong, maka Anda bisa mengganti ikan betinanya saja.

Langkah IV. Memelihara Burayak dengan Sungguh-sungguh

Telur-telur ikan koi biasanya akan menetas dalam kurun waktu 3-4 hari. Semua burayak ikan koi yang baru saja menetas ini belum membutuhkan makanan karena mereka masih memiliki cadangan makanan yang menempel di tubuhnya berupa sel kuning telur. Jadi Anda jangan langsung memberikannya pakan ya. Pemberian pakan bisa mulai dilakukan setelah 4 hari kemudian. Pakan yang diberikan berupa cacing darah setiap 5 kali per hari untuk selama 45 hari berturut-turut. Selama tahap pemeliharaan burayak ini, jangan pernah mengganti air di kolam, melainkan cukup menambahkan secukupnya saja.

Benih-benih ikan koi yang sudah bisa berenang secara sempurna harus segera Anda pindahkan ke dalam kolam pembesaran. Hal ini harus dilakukan secepat mungkin karena benih ikan tersebut bisa menyerang benih ikan koi lain yang kondisinya masih lemah dan belum mampu berenang. Anda bisa menyediakan kolam khusus untuk memelihara benih. Kolam ini bisa terbuat dari tanah, terpal, beton, dan lain-lain. Kolam pembesaran ikan koi tersebut sebaiknya sudah disiapkan sejak dari dua minggu sebelum dipakai untuk membesarkan ikan-ikan koi anakan sehingga kondisinya sudah benar-benar terkontrol.

Langkah V : Melakukan Proses Seleksi Benih Ikan Koi

Pekerjaan penyeleksian benih ikan koi ini terbilang cukup rumit karena membutuhkan tingkat ketelitian yang cukup tinggi. Sebaiknya proses sortir ini dikerjakan ketika ikan koi masih berusia 1-3 bulan. Faktor utama yang perlu Anda perhatikan dalam melakukan penyeleksian benih-benih ikan koi tersebut adalah ukuran dan jenisnya. Benih-benih ikan koi ini mesti diseleksi berdasarkan ukuran dan jenis ikan tersebut termasuk dalam golongan mana. Tujuan dari proses seleksi benih ini adalah mendukung pertumbuhan ikan-ikan koi supaya seragam, khususnya ikan yang memiliki daya tumbuh yang lambat.

Tahap seleksi pada benih ikan koi ini dilaksanakan sebanyak 3 kali dengan rincian yaitu pada hari ke-15, hari ke-50, dan hari ke-60. Biasanya dari semua telur yang sudah berhasil menetas, tingkat prosesentase yang menjadi burayak ikan koi anakan berkualitas tinggi berkisar antara 10-20 persen. Ciri-ciri ikan koi yang kualitasnya bagus antara lain ikan koi tersebut mempunyai badan dan sirip yang normal, warna tubuhnya sudah terlihat sesuai jenisnya walaupun ukurannya masih kecil, serta masing-masing warna tersebut terlihat tegas dan tidak bercampur dengan warna-warna yang lainnya.