Ketahui 7 Jenis Plafon Rumah Beserta Keunggulan dan Kelemahannya

Saat ini, bahan plafon rumah sudah sangat beragam. Mulai dari tripleks yang berharga murah, plafon gypsum, hingga plafon akustik yang paling mahal. Tentu dalam pemilihannya nanti, anda harus menyesuaikan dengan anggaran yang tersedia dan desain yang ingin diciptakan.

Berikut ini bahan-bahan yang biasa dijadikan sebagai plafon rumah!

Tripleks

Bahan material yang pertama kali digunakan sebagai plafon rumah adalah tripleks. Di pasaran, umumnya triplek dijual dengan ukuran 1,2 x 2,4 meter dengan ketebalan yang berbeda-beda. Jika dulu ketebalan triplek yang dipakai sebagai plafon adalah 2,5 mm, sementara untuk standar sekarang adalah 4 sampai 5 mm. Kelebihan dari plafon triplek terletak pada harganya yang lebih ekonomis dibanding dengan bahan-bahan lainnya. Sayangnya, noda membandel di triplek sulit sekali dihilangkan. Anda harus mewarnai permukaan plafon kembali memakai cat minyak yang ditimpa cat dinding agar pesonanya kembali terlihat.

Asbes

Selain triplek, masyarakat Indonesia juga kerapkali memasang plafon berbahan asbes. Asbes dipilih karena lebih tahan terhadap air. Sehingga jika ada kebocoran pada atap rumah, maka air yang masuk bisa ditahan oleh plafon untuk sementara waktu. Namun di balik kemampuannya ini, bahan asbes menyimpan risiko kesehatan yang sangat besar. Asbes dapat menyebabkan penghuni rumah mengalami gangguan pada paru-parunya (asbesklorosis), karena terus-menerus menghirup partikel-partikel penyusun asbes. Partikel ini berbentuk sangat kecil dan mudah sekali lepas bila tertiup angin.

Gypsum

Untuk bahan plafon yang saat ini tengah digandrungi masyarakat Indonesia, apalagi kalau bukan plafon gypsum. Kelebihan dari plafon ini adalah memiliki permukaan yang lebih halus sehingga hasilnya bisa nyaris mulus tanpa terlihat sambungannya. Aksesoris plafon berbahan gypsum juga terbilang lebih banyak, sebut saja hiasan sudut, hiasan tengah, lipslang, dan lain-lain. Selain itu, perbaikan pada plafon gypsum yang rusak juga terbilang lebih gampang dilakukan dibandingkan dengan plafon tripleks dan asbes. Namun kelemahan dari bahan ini adalah rentan terhadap air. Atap yang bocor bisa menyebabkan noda yang serius pada permukaan gypsum. Oleh karena itu, jika rumah anda ingin dipasangi plafon gypsum ini, pastikan atap rumah terpasang benar dan sama sekali tidak berisiko bocor.

Fiber

Bahan plafon rumah selanjutnya yaitu fiber atau fibercement. Secara wujud fisiknya, penampilan fibercement ini mirip gypsum dengan ukuran yang sama seperti triplek yaitu 1,2 x 2,4 meter. Tak heran, sebagai aksesoris plafon fiber, anda bisa menambahkan hiasan-hiasan berbahan gypsum yang memiliki model beragam dan lebih menarik. Selain memiliki struktur yang kokoh, plafon fibercement juga tidak berisiko menimbulkan noda bila terkena air hujan. Pada umumnya, pengerjaan plafon fibercement ini menggunakan plester kertas dan dempul, mirip seperti proses memasang plafon gypsum. Karena tekstur permukaannya yang keras dan mudah pecah, dibutuhkan ketelitiaan yang tinggi dalam memasang bahan fiber ini.

Kayu

Kayu dijadikan sebagai bahan plafon? Sepertinya kurang populer ya. Salah satu penyebabnya adalah harga kayu yang tergolong mahal. Plafon kayu ini biasanya diterapkan pada rumah-rumah bergaya klasik, tradisional, dan oriental. Tekstur alami yang tercetak pada permukaan kayu menjadi motif yang sangat indah. Untuk meningkatkan nilai estetikanya, pada salah satu permukaan kayu dilapisi dengan bahan plitur atau cat glossy sehingga tampak mengkilap dan mewah.

PVC (Poly Vinyl Chloride)

Seperti plafon kayu, plafon PVC juga jarang dilirik karena harganya lumayan mahal. Namun, hal ini sebanding dengan kualitas bahan PVC yang anti air dan anti rayap. Selain itu, bahan plafon PVC yang dijual di pasaran juga telah diberikan finishing berupa warna cat plafon dan motif tertentu sehingga terlihat lebih menarik. Anda bisa memasang plafon PVC ini untuk area indoor maupun outdoor dengan menerapkan teknik knockdown.

Akustik

Disebut plafon akustik karena fungsi utamanya adalah meredam kebisingan suara, di samping memiliki nilai estetika. Plafon ini biasanya diterapkan pada bangunan-bangunan perkantoran serta studio musik. Jarang sekali sebuah rumah tinggal menggunakan plafon akustik ini karena harganya terbilang mahal. Di pasaran, plafon ini dijual dengan ukuran 60 x 60 cm dan lebar 15 mm. Di balik proses pemasangannya yang rumit, perawatan plafon akustik ini terbilang sangat mudah.