Jahe merupakan rempah-rempah yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia baik sebagai bumbu maupun olahan kue. Penggunaan jahe bahkan hampir selalu ditemukan di minuman khas Indonesia yang dihidangkan secara hangat seperti wedang ronde, bubur kacang hijau, sekoteng, dan sebagainya. Aroma khas jahe yang wangi serta rasanya yang menghangatkan tubuh membuat banyak orang menyukai akar yang satu ini.
Menanam jahe terbilang cukup mudah. Apalagi iklim di negara kita sangat cocok untuk budidaya tanaman ini. Cukup bermodal pot dari kaleng bekas, anda bisa mencukupi kebutuhan jahe sendiri di rumah anda.
ALAT DAN BAHAN :
- Jahe
- Tanah
- Pupuk kompos
- Pot/kaleng bekas
- Sekop
- Pisau
LANGKAH-LANGKAH :
- Campurkan tanah dan pupuk kompos dengan perbandingan 5:1 atau sesuai tingkat kesuburan tanah yang anda gunakan.
- Masukkan tanah yang sudah diolah tersebut ke dalam pot dengan ketebalan 10 cm.
- Potong jahe menjadi beberapa bagian sehingga setiap potongan terdapat 3-5 mata tunas.
- Ambil satu potongan jahe dan tanamkan ke dalam pot.
- Letakkan pot ini ke teras rumah agar terkena sinar matahari cukup dan terlindung dari curah hujan.
- Siram pot setiap pagi dengan air yang cukup agar permukaan tanah selalu basah.
- Ketika tunas jahe sudah tumbuh, pot bisa dipindahkan ke tempat yang lebih terbuka.
- Beberapa hari setelah tumbuhnya tunas, akar jahe pun mulai berkembang dan bertambah besar.
- Apabila akar/umbi jahe sudah muncul ke permukaan, tambahkan tanah ke dalam pot tersebut dengan ketebalan 5 cm.
- Ulangi penambahan tanah ini setiap kali anda melihat akar jahe muncul di permukaan sampai pot terisi penuh.
- Pemanenan biasanya dilakukan setelah usia tanaman jahe mencapai 8-10 bulan. Pemanenan yang terlalu dini akan menyebabkan jumlah jahe yang dapat dipanen sedikit dan kualitasnya pun rendah.
Selamat menanam jahe! 🙂