Pengertian bangunan megalitikum adalah bangunan-bangunan yang berfungsi sebagai tempat pemujaan terhadap roh para leluhur. Pada umumnya, bangunan ini terbuat dari batu dan berukuran cukup besar. Bangunan megalitikum merupakan salah satu peninggalan dari zaman purba yang keberadaannya sampai saat ini tetap dilestarikan. Ini merupakan salah satu khazanah budaya yang mampu menunjukkan tentang kebudayaan manusia pada masa lampau.
Saat ini tercatat ada setidaknya 7 macam jenis bangunan peninggalan dari zaman megalitikum loh. Bangunan ini masih tetap lestari sampai sekarang. Kabar baiknya adalah Indonesia juga memiliki beberapa bangunan megalitikum. Adapun contoh-contohnya antara lain :
Arca
Arca ialah bangunan yang memiliki bentuk layaknya patung. Pembuatan arca seringkali dibentuk menyerupai binatang dan manusia. Beberapa binatang yang kerap menjadi inspirasi pembuatan arca misalnya monyet, harimau, kerbau, gajah, sapi, dan burung. Sedangkan pembentukan arca manusia biasanya ditampikan secara ilustratif dengan perpaduan bentuk yang lain.
Contoh peninggalan arca batu yaitu patung gajah di Pasemah, Sumatra Selatan. Patung ini memiliki ukuran yang besar dan menggambarkan seseorang yang sedang menunggangi binatang buruannya. Daerah-daerah lain yang juga banyak ditemukan arca antara lain Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Lampung.
Dolmen
Dolmen adalah meja batu tempat meletakkan sesaji yang dipersembahkan kepada roh nenek moyang. Berbentuk layaknya meja, ukuran dolmen sangatlah besar. Bangunan ini berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan sesajen yang dibutuhkan dalam penyelenggaran upacara pemujaan.
Selain itu, dolmen juga sering digunakan untuk meletakkan mayat. Dolmen yang demikian bisa disebut pula sebagai kuburan batu. Di Indonesia, wilayah yang paling banyak dijumpai dolmen antara lain Sumatra Selatan (Pasemah), Jawa Barat (Cupari, Kuningan), Jawa Timur (Bondowoso, Merawan, Jember), dan Nusa Tenggara Timur.
Menhir
Bangunan berbentuk tugu yang dibuat untuk menghormati arwah nenek moyang disebut menhir. Menhir dapat didirikan secara tunggal atau berjumlah banyak. Konon menhir merupakan simbol dari phallus yaitu dewa kesuburan bumi.
Menhir bisa dinamakan juga sebagai megalith alias batu besar, di mana dalam bahasa yunani, mega berarti besar dan lith berarti batu. Para arkeolog meyakini bahwa bangunan ini didirikan ketika periode Neolitikum dan digunakan dalam urusan religius pada waktu itu. Di samping Indonesia, menhir juga banyak terdapat di negara-negara lain seperti Inggris, Irlandia, Italia, Perancis, dan Spanyol.
Peti Kubur
Jenis bangunan peninggalan zaman megalitikun yang keempat yakni peti kubur. Ini merupakan tempat yang dipakai untuk menyimpan jenazah. Peti tersebut terbuat dari material bahan bangunan berupa lempengan-lempengan batu yang disatukan sedemikian rupa hingga membentuk sebuah peti.
Orang-orang di zaman purba mempercayai bahwa peti kubur ialah tempat tinggal manusia saat di alam ghaib. Oleh karena itu, mereka berlomba-lomba membuat peti kubur yang mempunyai ukuran cukup besar. Selain itu, ukuran batu sekaligus juga merepresentasikan tingkat kemakmuran pemiliknya semasa hidup. Semakin besar wujud peti kubur tersebut, maka semakin menunjukkan sifat kebangsawanan orang yang meninggal.
Punden Berundak
Punden berundak adalah batu-batu berbentuk kepingan yang disusun secara berundak atau bertingkat-tingkat. Makna bangunan ini yaitu sebagai tempat pemujaan roh para leluhur yang telah meninggal. Itulah kenapa punden berundak dianggap merupakan bangunan yang paling sakral.
Punden berundak dibangun dari batu yang disusun dengan pola bertingkat. Kadang-kadang di tengahnya ditaruh menhir untuk tempat pemujaan. Anda bisa menemukan bangunan paling menakjubkan berbentuk punden berundak ini di Lereng Bukit Hyang, Jawa Timur dan Lebak Sibedug, Banten.
Sarkofagus
Sarkofagus merupakan sebutan lain untuk keranda mayat atau peti jenazah yang terbuat dari batu. Bangunan ini berbentuk layaknya lesung yang memiliki cekungan di dalamnya. Sarkofagus juga dilengkapi dengan semacam penutup untuk melindungi mayat yang disimpan di dalamnya.
Di dalam sarkofagus biasanya dapat dijumpai pula barang-barang sebagai bekal yang diklaim dapat melengkapi kehidupan si mayat di alam baka. Contohnya yaitu perhiasan, periuk, kapak, serta benda-benda dari besi dan perunggu yang lainnya. Keberadaan sarkofagus mudah sekali ditemukan di Bali karena masyarakat setempat telah mengenalnya sejak zaman logam.
Waruga
Terbuat dari batu, bentuk waruga ada yang balok dan bola. Bangunan ini adalah peti mati khas dari kebudayaan Minahasa pada zaman megalitikum. Bedanya dari peti kubur biasa, waruga bisa pula untuk menampung beberapa mayat sekaligus yang umumnya masih dalam satu keluarga.
Ada bermacam-macam benda peninggalan yang pernah ditemukan di dalam waruga. Di antaranya tulang dan gigi manusia, perhiasan, senjata, serta barang pecah belah. Hal ini dikarenakan masyarakat setempat pada zaman megalitik begitu meyakini bekal kubur untuk orang-orang yang sudah meninggal dunia.