Yang namanya nasib memang tidak bisa dicegah. Walaupun kita sudah memenuhi semua standar keamanan dalam bekerja, tetapi malapetaka tidak bisa seratus persen dihindari. Mustahil bagi seseorang untuk sama sekali tidak mengalami kecelakaan kerja, baik ringan atau berat. Contohnya yaitu sengatan listrik ketika membangun sebuah jaringan atau tertimpa benda-benda dari atas pada saat bekerja di pembuatan konstruksi bangunan.
Oleh karena itu, semua orang wajib mengetahui teknik pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan. Tujuannya untuk menyelamatkan si korban sedini mungkin serta mencegah dampak yang semakin fatal dari kecelakaan tersebut. Sebagai penolong, Anda juga harus berhati-hati dan waspada terhadap tindakan yang dilakukan. Jangan sampai niat baik Anda untuk menolong si korban justru berujung pada kerugian bagi diri sendiri. Poin yang paling penting adalah Anda harus memastikan bahwa Anda benar-benar mampu untuk menolong orang tersebut.
Tidak hanya niat dan tindakan, pengetahuan pun harus dimiliki oleh Anda ketika hendak memberikan pertolongan kepada orang-orang yang membutuhkan. Misalnya jikalau Anda tidak bisa berenang, jangan pernah menolong orang yang mau tenggelam dengan menceburkan diri langsung ke air. Ini jelas keliru sebab Anda juga bakal ikut tenggelam. Tetapi panggil orang-orang di sekitar untuk menyelamatkan korban. Begitu pula saat Anda hendak menolong orang terkena aliran listrik, jangan menyentuhnya secara langsung karena sengatan listriknya bisa menjalar ke tubuh Anda.
Anda sebaiknya melengkapi diri dengan pakaian yang memenuhi standar keamanan minimum. Di antaranya meliputi sarung tangan dari karet/plastik yang dibalut kain kering, alas kaki yang terbuat dari karet/karpet/kayu, tongkat yang kering, serta keset yang kering. Ingat ya, pakaian-pakaian ini tidak menjamin 100% bahwa Anda tidak akan ikut tersengat arus listrik. Sebab kami sudah pernah membuktikannya sendiri mengenakan semua pakaian tersebut, namun tetap bisa ikut terkena setrum saat menolong korban. Hal ini dikarenakan arus listriknya sangat kuat langsung dari PLN.
Pertolongan terhadap seorang korban sengatan arus listrik dapat dilakukan dengan menarik bajunya menggunakan tenaga yang sangat kuat dan cepat. Tarik baju korban lalu doronglah menjauh agar badannya terlepas dari kabel listrik. Jangan kaget apabila saat Anda menyentuh pakaian si korban, Anda juga terkena bakal sengatan listrik ya. Di sinilah gunanya tenaga yang kuat dan cepat untuk mempersingkat waktu kontak Anda sehingga tidak ikut menjadi korban sengatan arus listrik.
Sebenarnya ada cara yang lebih aman untuk menolong korban sengatan arus listrik. Caranya dengan memutuskan kabel-kabel yang ada di sekeliling korban. Semua kabel listrik tersebut harus dipotong dengan cepat menggunakan gunting yang panjang karena Anda belum mengetahui kabel mana yang menjadi biang keroknya. Namun bila Anda langsung mengetahui kabel mana yang menjadi penyebabnya, silakan langsung cabut stok kontak yang menghubungkan kabel tersebut. Bila jarak Anda dengan terminal utama cukup dekat, sebaiknya langsung nonaktifkan sakelar ke posisi off. Ini merupakan cara yang paling aman dan tanpa risiko.
Perlu Anda ketahui, arus listrik mempunyai tenaga yang sangat besar. Bahkan nafas dan denyut jantung korban pun dapat berhenti apabila arus listrik yang mengenainya begitu kuat dalam waktu yang cukup lama. Hal ini biasanya akan mengakibatkan korban mengalami pingsan dalam kondisi yang sekarat. Anda hanya mempunyai waktu paling lama 4 menit untuk menyelamatkan nyawanya. Pertolongan darurat dapat dilakukan dengan memberikan nafas buatan dari mulut ke mulut atau dari mulut ke hidung.
Untuk memberikan nafas buatan kepada korban sengatan arus listrik, caranya adalah sebagai berikut. Anda perlu menelentangkan tubuh korban terlebih dahulu, kemudian bersihkan area mulutnya. Angkat dan luruskanlah leher/tengkuk korban dengan menengadahkan kepalanya supaya diperoleh jalur pernafasan yang lebih baik. Hembuskan nafas bersih Anda ke mulut atau hidung si korban. Sembari Anda memberikan nafas buatan, orang lain harus segera menghubungi pihak rumah sakit. Pemberian nafas buatan ini harus terus dilakukan sampai korban bisa bernafas.
Pemberian nafasbuatan dari mulut ke mulut :
- Buatlah posisi badan korban tengadah.
- Pijatlah hidung korban secara perlahan-lahan.
- Buka mulut korban. Hembuskan udara dari mulut Anda ke mulut korban.
- Periksa apakah korban sudah bisa bernafas atau belum.
- Perhatikan dada korban apakah bergerak atau tidak pada saat Anda memberikan nafas buatan.
- Apabila tidak kunjung berhasil membuat korban bernafas, lakukan pemberian nafas buatan dengan frekuensi yang lebih cepat dan hembusan lebih dalam.
- Periksa denyut jantung serta denyut nadi pada lekuk leher dan pergelangan tangan korban.
- Periksa pula bola mata korban apakah melebar/mengedip atau tidak ketika disoroti secara langsung memakai sinar lampu.
Pemberian nafasbuatan dari mulut ke hidung :
- Posisikan kepala korban agar tengadah.
- Hirup nafas dalam-dalam lalu hembuskan tepat ke lubang hidung korban.
- Ketika Anda sedang memberikan nafas buatan melalui hidung, mulut korban harus ditutup agar udara bisa masuk ke paru-paru secara maksimal.
- Lakukan kegiatan tersebut selama beberapa kali sampai korban bisa bernafas sendiri.
- Jika korban tidak kunjung menunjukkan tanda-tanda akan bernafas, lakukan pemberian nafas buatan ini dengan frekuensi yang lebih cepat.