Rumah lontik dan rumah panjang merupakan rumah adat yang ada di Indonesia. Banyak orang yang salah kaprah menyebutkan nama kedua rumah ini karena bentuknya yang hampir mirip, yaitu sama-sama berbentuk panggung dan dilengkapi dengan tangga di bagian depannya. Akan tetapi, sebenarnya antara rumah panjang dan rumah lontik ini memiliki perbedaan yang mencolok. Apa saja?
Asal Daerah
Rumah lontik merupakan rumah adat Provinsi Riau. Masyarakat Riau biasa mendirikan bangunan rumah ini sebagai tempat tinggal sekaligus ruang pertemuan. Sementara itu, rumah panjang adalah rumah adat Suku Dayak di Kalimantan. Selain sebagai tempat tinggal, rumah panjang juga sering digunakan untuk ruang rapat, menghindari binatang buas, tempat berlindung dari perang suku, sekaligus tempat menyimpan bahan makanan.
Bentuk Atap
Pembeda kedua antara rumah lontik dan rumah panjang adalah pada bentuk atapnya. Sesuai namanya, atap rumah panjang berbentuk miring dan memanjang dengan sudut tumpul. Sekilas bentuk atapnya mirip bangun geometris trapesium dengan segitiga di bagian depan dan belakangnya. Sedangkan atap rumah lontik berbentuk melengkung lancip ke atas sebagai simbol tanduk kerbau. Kurang lebih bentuk atap rumah lontik ini mengingatkan kita tentang atap rumah adat Korea yang juga melengkung ke atas seolah menantang langit.
Anak Tangga
Meskipun sama-sama terbuat kayu dan memiliki tangga rumah sebagai akses keluar masuknya, jumlah anak tangga antara kedua rumah adat ini juga berbeda. Pada rumah lontik, jumlah anak tangganya selalu ganjil, kebanyakan berjumlah 5 tingkatan. Sedangkan jumlah anak tangga pada rumah panjang tidak terikat dengan aturan.
Bentuk Rumah
Sesuai namanya, rumah panjang adalah rumah yang berbentuk memanjang. Lebar rumah ini bisa dikatakan sempit, namun ukuran panjangnya terbilang ekstrim. Bahkan beberapa rumah panjang hanya memiliki sebuah bilik tempat tidur. Sementara itu, bentuk dan ukuran rumah lontik sama seperti rumah-rumah biasanya, dengan perbandingan ukuran panjang dan lebar yang proporsional.