Jenis-jenis Waterproofing, Sifat, serta Kelebihan dan Kekurangannya

Disadari atau tidak, beton menjadi material yang berperan penting bagi konstruksi bangunan. Kegunaan utamanya untuk menahan, menopang, atau menyangga struktur bangunan. Kadang-kadang beton mesti ditempatkan pada lokasi yang bersentuhan langsung dengan tekanan air. Contohnya seperti basement, kolam renang, dak beton, tangki air, dan sebagainya. Padahal beton sendiri tidak terlalu tahan terhadap air. Sehingga dibutuhkan bahan tambahan untuk membuat beton tersebut bersifat kedap air.

Inilah fungsi utamanya waterproofing. Waterproofing adalah pekerjaan yang dilakukan untuk membuat sebuah objek menjadi lebih tahan atau bersifat kedap air (waterproof). Biasanya konstruksi bangunan memanfaatkan bahan waterproof untuk menjaga struktur bangunan tersebut serta meningkatkan daya tahannya terutama dari air. Fungsi dari waterproofing ini penting sekali. Walaupun kelihatannya sepele, tetapi air ternyata dapat merusak konstruksi bangunan secara signifikan.

jenis jenis waterproofing

Ada beragam jenis waterproofing di toko bangunan dengan kelebihan dan kekurangan tersendiri. Di antaranya waterproofing membrane, integral waterproofing, waterproofing coating, flashband self addhesive, dan waterstop. Marilah kita bahas masing-masing dari jenis waterproofing tersebut satu per satu.

Waterproofing Membrane

waterproofing-dengan-sistem-membrane.jpg

Waterproofing membrane merupakan tipe waterproofing yang pertama kali dikembangkan. Wujudnya berupa lembaran yang terbuat dari karet, tepatnya yaitu campuran monomer kimia, etilena, dan propilena yang dicampur karet. Waterproofing ini dapat berfungsi sebagai bahan waterproof manakala dipasang dengan tepat. Biasanya waterproofing membrane digunakan di struktur dak atau atap beton. Lembaran membran waterproofing ini bisa disusun sesuai dengan kebutuhan di seluruh permukaan struktur bangunan yang ingin dilindungi.

Akan tetapi, waterproofing membrane membutuhkan perawatan yang lebih rumit dibandingkan jenis waterproofing lainnya karena rentan terhadap kerusakan sewaktu penerapan dan sesudah terpasang. Pemasangan membrane ini juga memerlukan waktu yang cukup lama sehingga akan berpengaruh terhadap waktu selesainya proyek dan biaya operasional yang mesti dikeluarkan. Sayangnya rata-rata waterproofing membrane cuma mampu bertahan sekitar 10-15 tahun saja. Waterproofing ini perlu diganti secara berkala agar fungsinya tetap optimal.

Kekurangan lain dari waterproofing tipe membrane yaitu sulitnya memperbaiki kerusakan yang terjadi. Apabila ada keretakan pada beton atau lubang/kerusakan pada membrane, maka upaya perbaikannya bakal sulit sekali dilakukan. Mungkin jikalau membrane tersebut terletak di atap atau water tank, maka permukaan screed-nya bisa dibongkar untuk selanjutnya diperbaiki. Tetapi jika titik kerusakannya di basement, maka tak mungkin diperbaiki karena terletak di bawah slab beton dan sumber bocornya sulit ditemukan.

Integral Waterproofing

cara membuat adukan beton

Integral waterproofing adalah salah satu inovasi terbaru dalam bidang waterproofer. Wujud dari bahan waterproofing ini berupa cairan yang dapat langsung ditambahkan ke dalam adukan beton pada saat mengaplikasikannya. Dengan prinsip penggunaan seperti ini, penggunaan integral waterproofing pun menjadi sangat praktis sekali, mempermudah dalam pemakaiannya, dan juga mampu mempersingkat waktu pelaksanaan proyek.

Integral waterproofing umumnya diaplikasikan pada area struktur, baik itu lantai maupun dinding yang berhubungan langsung dengan tanah. Contohnya seperti ruangan basement. Karena dicampur dengan adukan beton, maka integral waterproofing dapat diterapkan setebal beton sehingga mampu menolak air dari segala sisi beton. Waterproofing tipe ini bersifat permanen dan tidak perlu diganti hingga 10-15 tahun lamanya. Kerusakan pada integral waterproofing hanya akan terjadi bila ada keretakan, keropos, atau kegagalan di sambungan. Proses perbaikannya pun lebih mudah dilakukan. Cukup dengan memakai metode injeksi grouting atau polyurethane.

Waterproofing Coating

jenis-waterproofing-coating.jpg

Waterproofing coating pada dasarnya merupakan waterproofing yang mampu memberi perlindungan dengan memanfaatkan bahan polimer berwujud cairan menyerupai cat untuk menutupi permukaan struktur yang dilindunginya. Tipe waterproofing ini banyak diaplikasikan pada dinding, bak, dan tangki. Sebenarnya Anda juga bisa memakai waterproofing coating untuk memberikan perlindungan terhadap permukaan kayu. Anda dapat menambahkan polyester ke dalam waterproofing ini untuk meningkatkan perlindungannya jauh lebih kuat.

Flashband Self Addhesive

memasang-waterproofing-addhesive.jpg

Flashband Self Addhesive ialah bahan waterproofing yang sanggup memberikan perlindungan terhadap rembesan dengan memanfaatkan lembaran-lembaran flashband. Cara menggunakannya yaitu lembaran ini ditempelkan pada bagian permukaan struktur yang hendak dilindungi. Flashband Self Addhesive ini terdiri atas lembaran-lembaran yang meliputi lapisan lembaran karet, membrane polyester, aluminium foil, dan lapisan cat penutup. Paling banyak, Flashband Self Addhesive ini digunakan sebagai pelindung permukaan atap, lantai, beton, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Waterstop

jenis-waterproofing-tipe-waterstop.jpg

Waterstop merupakan bahan pencegah bocor yang dapat diaplikasikan pada sambungan-sambungan beton. Sebab pada dasarnya beton waterproof yang sudah dipadatkan dengan baik tak akan mengalami rembesan. Itu sebabnya, sambungan-sambungan beton dan lubang yang menembus beton waterproof yang harus Anda berikan perhatian secara penuh dengan menutupya lebih rapat memakai waterstop ini. Sangat direkomendasikan menerapakn waterstop di sambungan beton.

Adapun jenis waterstop yang dipakai di sini ialah watestop yang bersifat fleksibel. Waterstop ini terbuat dari bahan butyl rubber yang mampu mengembang sekitar 10 hari setelah terekspos air. Agar mendapat hasil yang maksimal, pemakaian waterstop dapat dipadukan dengan lem yang mampu merekat sangat kuat meskipun dipasang pada beton yang lembab atau basah. Waterstop ini dapat dipasang pada area sambungan-sambungan beton, baik pada dinding atau lantai yang bersentuhan langsung dengan tanah.