Faktor-faktor Penyebab Beton Keropos yang Harus Diketahui dengan Baik

Kebanyakan bangunan modern saat ini dibuat menggunakan beton. Beton memang terbukti sangat kuat, kokoh, dan sanggup menahan beban dengan baik. Anggaran biaya untuk mendirikan bangunan beton pun terhitung murah jika dibandingkan dengan kualitas yang didapatkannya. Maka tak heran, beton menjadi material pilihan utama untuk membangun konstruksi yang modern.

Semua pekerja tentu menginginkan pekerjaan yang telah dilakukannya dapat menghasilkan beton yang berkualitas bagus. Tetapi permasalahan kadang-kadang tidak bisa dihindarkan dari struktur beton yang sudah dibuat tadi. Beberapa kasus yang cukup sering terjadi yaitu beton ternyata mengalami keropos. Kenapa ya masalah ini bisa terjadi dan bagaimana pula langkah-langkah yang paling tepat guna memperbaikinya?

Beton yang keropos harus ditangani dengan benar secepat-cepatnya. Jika tidak, kekuatan struktur beton tersebut akan berkurang drastis, menjadi lemah, dan tidak mampu menopang beban di atasnya. Bahkan akibat yang paling buruk bisa terjadi manakala kualitas beton yang dibuat di bawah perencanaan, maka bangunan tadi berisiko besar akan rubuh. Lama-kelamaan beton yang keropos juga akan merembet pada masalah berkaratnya besi tulangan yang tertanam di dalamnya karena terkena langsung udara dan air.

Hal-hal yang dinilai dapat menyebabkan beton menjadi keropos antara lain :

  1. Proses pembuatan adukan cor yang dilakukan secara asal-asalan sehingga menghasilkan cor yang tidak layak. Misalnya tingkat kekentalan adukan cor terlalu encer sehingga mengakibatkan banyak air semen yang keluar dari cetakan.
  2. Tahap pembuatan adukan beton yang kurang benar. Seharusnya campuran semen dan pasir perlu diaduk terlebih dahulu sampai merata, kemudian baru ditambahkan air. Jika air langsung ditambahkan, akibatnya bahan-bahan pembentuk beton tidak tercampur sempurna.
  3. Cara pemasangan besi tulangan yang tidak benar. Besi tulangan ini harus dipasang dengan posisi yang tepat. Kalau tidak, hal ini akan mengakibatkan selimut beton menjadi terlalu tipis.
  4. Kondisi bekisting yang dipakai terlalu kotor. Anda sebenarnya boleh memakai bekisting yang lama agar anggaran biaya pembangunan bisa dihemat. Tetapi bekisting lama yang akan digunakan lagi perlu dibersihkan dari sisa-sisa beton lama yang masih menempel di permukaannya.
  5. Pelaksanaan pemadatan pada saat proses pengecoran dilakukan kurang sempurna. Teknik yang bisa dipakai untuk menyempurnakan pengecoran ialah memadatkan adukan cor memakai kayu atau palu yang dipukulkan dari luar bekisting untuk kolom kecil. Sedangkan untuk kolom yang besar bisa menggunakan alat khusus.
  6. Proses pembongkaran bekisting yang terlalu cepat juga akan menurunkan kualitasnya. Bekisting yang dibongkar tadi menimbulkan getaran yang dapat merusak beton yang masih lemah di sekitarnya. Lambat laun, kerusakan tersebut akan merembet ke bagian yang lain bila tidak segera ditangani dengan baik.

Beton yang keropos wajib diperbaiki sesegera mungkin untuk meningkatkan kualitasnya kembali sehingga beton tersebut dapat berfungsi dengan baik. Metode yang pertama adalah melakukan grouting dengan menutup bagian beton yang keropos. Metode selanjutnya yaitu mempertebal dimensi kolom dengan memasang besi tulangan tambahan di luar kolom dan mengecornya lagi sampai menyelimuti kolom yang lama. Namun bila keroposnya sudah terlalu banyak, mau tidak mau beton yang bermasalah tersebut harus dibongkar dan dibangun kembali struktur yang baru.